Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

44 Orang Tewas Dalam Serangan Masjid, Pemerintah Niger Umumkan Masa Berkabung

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 47 menit yang lalu

47 menit yang lalu

7 Views

ISIS di Sahara Besar, atau EIGS dituding sebagai kelompok yang menyerang masjid di daerah Fambita di kota perbatasan pedesaan Kokorou, barat daya Niger, menewaskan 44 orang jamaah, Jumat, 21 Maret 2025. (Gambar: dok. Daily Post)

Niamey, MINAPemerintah Niger menetapkan tiga hari masa berkabung setelah serangan terhadap sebuah masjid di barat daya negara itu yang menewaskan sedikitnya 44 orang.

Dilansir dari Al Jazeera, Ahad (23/3), para korban tewas dalam serangan bersenjata “biadab” di daerah Fambita di kota perbatasan pedesaan Kokorou, kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi pemerintah pada Jumat (21/3).

Kementerian tersebut mengatakan 13 orang lainnya terluka.

Wilayah Sahel Afrika Barat telah mengalami peningkatan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir, setelah munculnya pejuang bersenjata yang terkait dengan kelompok bersenjata al-Qaeda dan ISIL (ISIS) yang mengambil alih wilayah di Mali utara setelah pemberontakan Tuareg tahun 2012.

Baca Juga: YAF: Bandara Ben Gurion Tidak Akan Aman Sampai Perang Israel di Gaza Berakhir

Sejak itu, pemberontakan telah menyebar ke negara tetangga Niger dan Burkina Faso, dan baru-baru ini ke utara negara-negara pesisir Afrika Barat seperti Togo dan Ghana.

Kementerian Dalam Negeri Niger mengatakan, serangan terbaru terjadi pada sore hari saat orang-orang sedang melaksanakan shalat di masjid selama bulan suci Ramadhan.

Teroris bersenjata lengkap mengepung masjid untuk melakukan pembantaian dengan kekejaman yang tidak biasa,” kata Kementerian, seraya menambahkan bahwa para penyerang juga membakar pasar dan rumah-rumah warga setempat.

Kementerian Pertahanan menyalahkan serangan itu pada ISIS di Sahara Besar, atau EIGS, isil/">afiliasi ISIL, dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam.

Baca Juga: Dana USAID Dipotong, 120 Lebih Mahasiswi Afghanistan Terancam Dideportasi

EIGS tidak langsung bereaksi terhadap tuduhan tersebut. Serangan sebelumnya di Niger diklaim oleh kelompok afiliasi al-Qaeda itu.

Pemerintah telah berjanji akan memburu para pelaku dan mengadili mereka.

Pemerintah Niger yang dipimpin militer sering memerangi kelompok bersenjata di wilayah tersebut, dan warga sipil sering menjadi korban kekerasan.

Sejak Juli 2023, setidaknya 2.400 orang telah tewas di Niger, menurut basis data ACLED, sebuah organisasi nonpemerintah yang menyediakan data lokasi dan kejadian konflik bersenjata.

Baca Juga: Muslim Australia Desak Tindakan Tegas Atasi Islamofobia yang Terus Meningkat

Di seluruh wilayah Sahel yang meliputi beberapa negara, ratusan ribu orang tewas dan jutaan orang mengungsi saat kelompok bersenjata menyerang kota-kota dan desa-desa, serta pos-pos keamanan pemerintah.

Kegagalan pemerintah untuk memulihkan keamanan berkontribusi pada dua kudeta di Mali, dua di Burkina Faso, dan satu di Niger antara tahun 2020 hingga 2023. Ketiganya tetap berada di bawah kekuasaan militer meskipun ada tekanan regional dan internasional untuk mengadakan pemilu.

Sejak kudeta tersebut, pihak berwenang telah berpaling dari sekutu tradisional Barat dan telah mencari dukungan militer dari Rusia sebagai gantinya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Izin Pemakaian Jilbab di Sekolah Picu Protes di Siprus Utara

Rekomendasi untuk Anda