Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5.929 Personel Gabungan Padamkan Karhutla di Lima Provinsi

Rendi Setiawan - Selasa, 30 Juli 2019 - 11:59 WIB

Selasa, 30 Juli 2019 - 11:59 WIB

9 Views

Firefighters are at work to extinguish a wildfire in Cardigos village in Macao, central Portugal on July 21, 2019. - Planes and helicopters joined nearly 2,000 firefighters in central Portugal on July 21, 2019 to battle huge wildfires in a mountainous region where more than 100 people died in huge blazes in 2017. Around 20 people have been injured in the blaze, including eight firefighters and 12 civilians, according to the interior ministry. (Photo by PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP)

Jakarta, MINA – Total personel gabungan berjumlah  5.929 personel bekerja keras untuk melakukan pemadaman dan pendinginan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga hari ini (30/7).

Ribuan personel tersebut merupakan bagian dari Satuan Tugas (Satgas) Darat berasal dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, dan kementerian/lembaga.

Mereka tersebar di 5 provinsi, yaitu  Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah masing-masing berjumlah 1.512 personel, sedangkan Kalimantan Barat berjumlah 1.395 personel.

Upaya Satgas Darat didukung oleh operasi udara di bawah kendali Satgas Udara. Jumlah tersebut belum mencakup dukungan dari pihak swasta, seperti APP Sinar Mas yang berkekuatan 3.180 personel tersebar di 5 provinsi.

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Satgas Udara mengerahkan armada helikopter dan fixed wing, yang difungsikan untuk pemadaman, pendinginan, patroli dan survei.

Menghadapi karhutla tersebut, helikopter disiagakan di empat provinsi, yaitu Riau 17 helikopter, Sumatera Selatan 3, Kalimantan Barat 6 dan Kalimantan Tengah 7.

Helikopter yang ditempatkan di Riau merupakan dukungan dari BNPB 7 unit, KLHK 1, swasta 8, dan TNI 1. Total air yang digunakan untuk pemadaman dan pendinginan sejumlah 61.066.300 liter untuk semua wilayah terdampak.

Selain armada helikopter, satuan tugas udara didukung pesawat untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Operasi ini dimaksudkan untuk memicu terjadinya hujan di wilayah-wilayah yang papar hotspot dengan menebarkan garam di awan potensial.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

Perkembangan per 29 Juli 2019 pukul 16.00 WIB luas lahan terbakar di Riau seluas 27.683,47 ha.  Dampak luas lahan di wilayah Riau terbesar dibandingkan wilayah lain di Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Luas lahan terbakar teridentifikasi di wilayah Kalimantan Barat 2.273,97 ha, Sumatera Selatan 236,49 ha, Kalimantan Selatan 52,53 ha, Kalimantan Tengah 27 ha, dan Jambi 4,18 ha.

Sementara itu, hotspot atau titik panas dengan kategori kepercayaan lebih dari 80%  atau tinggi terpantau di wilayah-wilayah tersebut. Titik panas tercatat hingga pukul 16.00 WIB Senin (29/7), Riau 27 titik, Jambi 26, Kalimantan Tengah 14, Kalimantan Barat 12, dan Sumatera Selatan 5.

Sedangkan Kalimantan Selatan tidak teridentifikasi adanya hotspot. Meskipun terpantau adanya titik panas, kualitas udara (PM10) di Pekanbaru, Riau pada kategori baik. Kualitas udara tersebut sempat pada kategori sedang pada tengah hari tadi. (L/R06/RS2)

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia