Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5 Adab Mulia yang Harus Diketahui Peserta Tabligh Akbar

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - Rabu, 18 Juni 2025 - 16:41 WIB

Rabu, 18 Juni 2025 - 16:41 WIB

31 Views

Adab menghadiri majlis taklim (foto: ig)

AHAD, 22 Juni 2025, insya Allah akan menjadi hari yang istimewa. Ribuan umat Islam dari berbagai penjuru Jawa Barat akan berkumpul dalam Tabligh Akbar di Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat, Bandung.

Mereka datang dari Sukabumi, Majalengka, Garut, Tasikmalaya, Cianjur, hingga Bandung. Bersatu dalam semangat ukhuwah, mereka membawa misi suci: menyuarakan kepedulian terhadap Masjid Al-Aqsha yang tengah terjajah dan memperkuat kesatuan umat Islam.

Tabligh Akbar kali ini mengangkat tema besar: “Menjalin Ikatan Ukhuwah dalam Upaya Membangun Kesatuan Umat demi Terwujudnya Pembebasan Masjid Al-Aqsha.” Acara ini tidak hanya sekadar berkumpul untuk mendengarkan tausiyah, tetapi merupakan panggilan nurani bagi kita semua. Di tengah tantangan zaman dan gelombang perpecahan umat, Tabligh Akbar ini hadir sebagai ikhtiar memperkuat barisan, meneguhkan solidaritas, dan menyalakan kembali api perjuangan untuk Palestina.

Agar kehadiran kita semakin bermakna, penting bagi setiap peserta untuk memahami dan mengamalkan lima adab mulia dalam tabligh akbar berikut ini.

Baca Juga: Zionisme Adalah Terorisme: Dunia Buta, Palestina Menderita

  1. Niatkan Hadir Karena Allah dan Demi Ukhuwah Umat

Setiap langkah menuju majelis ilmu adalah langkah menuju ridha Allah. Jangan biarkan kehadiran kita semata karena mengikuti rombongan, karena rasa penasaran, atau karena ingin bertemu tokoh. Niatkan untuk menuntut ilmu, memperkuat ukhuwah, dan mendukung perjuangan umat. Niat yang tulus akan membuat setiap detik kita bernilai ibadah.

Seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan niat yang lurus, kita datang bukan untuk mencari dunia, tapi untuk menjemput cahaya akhirat, untuk menguatkan ikatan hati antar sesama muslim, dan menunjukkan bahwa kita peduli terhadap nasib Masjid Al-Aqsha.

  1. Jaga Ketertiban dan Taat pada Panitia

Ribuan orang yang berkumpul tentu memerlukan pengaturan yang baik. Karena itu, menaati arahan panitia adalah bentuk dari akhlak islami. Jangan memaksakan diri masuk ke barisan depan jika sudah penuh. Jangan meletakkan kendaraan sembarangan. Jangan mengeraskan suara jika sedang berlangsung acara.

Baca Juga: Mindset Tauhid, Dasar Kesuksesan Menurut Al-Qur’an

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menekankan pentingnya tertib dalam berjamaah. Beliau bersabda, “Barangsiapa menaati pemimpin, maka ia telah menaatiku.” (HR. Bukhari)

Kepatuhan kepada panitia, sebagai perwakilan struktur pelaksana, mencerminkan kedewasaan kita dalam berjamaah. Ini juga menjadi latihan mental untuk membangun kesatuan dan disiplin umat.

  1. Hadir dengan Pakaian yang Sopan dan Menyejukkan Pandangan

Tabligh Akbar adalah majelis ilmu. Hadir di dalamnya seperti sedang menghadap Allah dan Rasul-Nya. Maka dari itu, berpakaianlah dengan sopan, bersih, dan syar’i. Bagi laki-laki, hindari memakai pakaian yang ketat atau memperlihatkan aurat. Bagi perempuan, kenakan jilbab lebar dan pakaian yang menutupi seluruh tubuh.

Jangan biarkan pakaian kita justru mengganggu kekhusyukan orang lain. Ingat, pakaian adalah cermin hati. Dan pakaian yang sopan adalah bagian dari adab kepada Allah, Rasul-Nya, dan sesama manusia.

Baca Juga: Mencintai Al-Aqsa: Identitas Muslim Sejati

  1. Bawa Hadiah Terindah: Infak Terbaikmu untuk Palestina

AWG mengajak setiap peserta untuk tidak datang dengan tangan kosong. Bawalah hadiah terbaik: infakmu. Ini bukan sekadar donasi biasa, tapi bagian dari jihad finansial kita demi pembebasan Masjid Al-Aqsha. Uang yang kita bawa, sekecil apa pun, bisa menjadi pelita bagi rakyat Palestina yang tengah berjuang mempertahankan tanah suci.

Allah berfirman, “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap bulirnya ada seratus biji…” (Qs. Al-Baqarah: 261)

Infak yang kita keluarkan hari itu akan menjadi saksi di hari kiamat, bahwa kita tidak tinggal diam melihat Al-Aqsha ditindas. Bawalah dari rumah dengan ikhlas. Sisihkan dari rezeki terbaik, bukan sisa-sisa receh tak bernilai.

  1. Jaga Akhlak, Jangan Sampai Merusak Nilai Majelis

Suasana majelis ilmu harus dijaga dari hal-hal yang mengganggu kekhusyukan. Jangan bercanda berlebihan. Jangan main gawai saat mendengarkan tausiyah. Jangan membuang sampah sembarangan. Jangan membuat kegaduhan, apalagi saling membantah atau berselisih.

Baca Juga: Serangan Zionis Malah Hidupkan Kembali Nasionalisme Iran

Tabligh Akbar adalah tempat menyambung ruh, bukan ajang pamer. Setiap kata dan gerak kita harus mencerminkan bahwa kita adalah bagian dari umat yang dewasa, yang siap bangkit bersama.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi)

Menyatukan Hati demi Membebaskan Al-Aqsha

Tabligh Akbar ini bukan agenda biasa. Ia adalah manifestasi dari cinta kita kepada saudara-saudara kita di Palestina. Melalui kegiatan ini, kita ingin menyampaikan pesan ke seluruh dunia bahwa umat Islam di Jawa Barat peduli. Bahwa dari Bandung, suara kebenaran akan bergema menembus tembok-tembok penjajahan.

Baca Juga: Peluncuran Kalender Hijrah Global: Langkah Strategis Menyatukan Umat Islam

Masjid Al-Aqsha adalah simbol kesatuan umat. Siapa yang hatinya terpaut padanya, maka ia tidak akan membiarkan diri hidup dalam keterpecahan. Maka Tabligh Akbar ini adalah momentum emas untuk menata kembali hati kita, membenahi niat, dan memperkuat barisan.

Ahad pagi, 22 Juni 2025. Di PUSDAI Bandung, akan berkumpul lautan umat Islam. Jangan lewatkan kesempatan ini. Hadirkan dirimu dan keluargamu. Jadilah bagian dari kebangkitan. Jangan hanya jadi penonton sejarah. Tapi jadilah pelaku kebaikan, saksi perjuangan, dan bagian dari mata rantai pembebasan Masjid Al-Aqsha.

Dan ingat: jangan hadir dengan tangan kosong. Bawalah hadiah terbaikmu. Karena Masjid Al-Aqsha tidak butuh air mata kita saja—tapi juga aksi nyata, doa yang khusyuk, dan infak yang tulus.

Semoga Allah menghitung langkah kita sebagai amal shalih. Dan semoga kelak, ketika Al-Aqsha benar-benar bebas, nama kita tercatat sebagai bagian dari mereka yang ikut memperjuangkannya—meski hanya dengan secuil infak dan selembar doa di pagi itu.

Baca Juga: Kutukan Dekade ke-8, Isyarat Runtuhnya Negara Yahudi

Allahu Akbar! Al-Aqsha Haqquna.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Bila Mata Tak Terjaga, Hati Bisa Ternoda

Rekomendasi untuk Anda