Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5 Sebab Kamu Mudah Menyerah, Ini Akar Masalahnya

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 37 menit yang lalu

37 menit yang lalu

0 Views

DALAM hidup, setiap orang pernah berada di titik ingin menyerah. Namun sebagian orang lebih cepat runtuh dibanding yang lain. Mereka merasa lelah sedikit, langsung berhenti; gagal sekali, langsung mengakhiri; ditolak satu kali, langsung menganggap dunia memusuhi.

Padahal, penelitian dari American Psychological Association menunjukkan bahwa resilience—daya tahan mental—bukan bakat, melainkan keterampilan yang bisa dilatih. Artinya: kalau kamu mudah menyerah, itu bukan identitasmu. Itu hanya pola yang bisa diperbaiki. Berikut lima akar masalah yang membuatmu cepat menyerah, disertai cara mengatasinya secara konkret.

  1. Kamu Terjebak Pola Pikir Statis (Fixed Mindset)

Penelitian Dr. Carol Dweck dari Stanford University membuktikan bahwa orang yang memiliki fixed mindset cenderung menghindari tantangan karena percaya kemampuan itu permanen. Mereka berpikir, “Kalau aku gagal, berarti aku memang tidak berbakat.” Pola pikir ini membuatmu mudah menyerah bahkan sebelum memulai.

Cara memperbaiki:

Baca Juga: 3 Alasan Bisnismu Seret Padahal Sudah Mati-Matian

Latih growth mindset. Ubah dialog batinmu dari “Aku nggak bisa” menjadi “Aku belum bisa.” Kata “belum” membawa otak pada proses belajar, bukan menyerah. Jurnal harian juga membantu: setiap malam, tulis satu kegagalan kecil + pelajaran yang kamu dapat. Latihan ini terbukti secara neurologis menguatkan koneksi di otak yang terkait pembelajaran.

  1. Kamu Kehabisan Energi Emosional (Emotional Exhaustion)

Menurut penelitian University of California, kelelahan emosional adalah salah satu faktor terbesar mengapa seseorang menyerah lebih cepat. Kamu bukan lemah—kamu hanya kehabisan energi batin. Tekanan pekerjaan, drama keluarga, hubungan toksik, atau beban mental yang menumpuk membuat otak masuk mode “hemat energi.” Dan mode ini membuatmu menghindari tantangan.

Cara memperbaiki:

Atur self-care yang berbasis riset, bukan sekadar “me time”. Penelitian Harvard mengatakan bahwa tiga hal paling efektif mengurangi kelelahan emosional adalah:

Baca Juga: Konsisten Lebih Penting Dari Motivasi

  1. tidur cukup,
  2. olahraga ringan 20 menit per hari,
  3. journaling emosi selama 5 menit.

Ini bukan soal memanjakan diri, tapi mengisi ulang baterai mental supaya kamu mampu bertahan lebih lama.

  1. Kamu Perfeksionis Berlebihan

Kedengarannya mulia, tapi perfeksionisme adalah racun yang diam-diam membunuh semangat. Studi dari University of British Columbia menyebut perfeksionisme berkaitan langsung dengan tingkat stres, kecemasan, dan kecenderungan menyerah yang tinggi. Perfeksionis tidak takut gagal—mereka takut hasilnya tidak sempurna. Jadi mereka memilih tidak melanjutkan daripada menghadapi potensi hasil yang “kurang ideal.”

Cara memperbaiki:

Latih progress over perfection. Setiap kali mengerjakan sesuatu, tetapkan standar minimal yang masuk akal, bukan sempurna. Terapkan aturan 70%: kalau pekerjaanmu sudah 70% jadi, lanjutkan saja. Ingat, orang tidak menilai kesempurnaanmu—mereka menilai konsistensimu.

Baca Juga: 5 Kiat Agar Pemimpin Didengar, Salah Satunya Tunjukkan Keteladanan

  1. Kamu Kurang Lingkungan Pendukung (Support System)

Banyak penelitian psikologi sosial menunjukkan bahwa orang yang dikelilingi oleh lingkungan positif memiliki ketahanan mental lebih kuat. Faktanya, riset dari University of Notre Dame menemukan bahwa orang yang memiliki support system aktif 80% lebih kecil kemungkinan menyerah dalam menghadapi proyek besar.

Jika kamu sering menyerah, mungkin karena kamu berjalan sendirian terlalu lama. Tidak ada teman yang menyemangati, tidak ada mentor yang membimbing, tidak ada komunitas yang membuatmu terpacu.

Cara memperbaiki:

Bangun lingkungan. Caranya tidak harus sulit:
• Gabung komunitas yang relevan dengan goal-mu (online/offline).
• Cari satu teman akuntabilitas yang bisa mengingatkanmu.
• Batasi interaksi dengan orang yang meremehkan impianmu.

Baca Juga: Pikiran Sehat, Hidup Lebih Kuat

Kamu tidak harus punya banyak orang. Satu orang yang percaya kamu bisa, sudah cukup untuk mengubah arah hidupmu.

  1. Kamu Tidak Punya Sistem, Hanya Punya Niat

Penelitian James Clear dalam Atomic Habits menegaskan bahwa “You don’t rise to the level of your goals, you fall to the level of your systems.” Banyak orang menyerah bukan karena lemah, tapi karena tidak punya sistem yang menopang langkah harian mereka. Mereka hanya mengandalkan motivasi—dan motivasi itu sangat tidak stabil. Hari ini semangat, besok hilang.

Cara memperbaiki:
Bangun sistem sederhana:
• Gunakan teknik 10 menit: kerjakan apa pun minimal 10 menit setiap hari.
• Pecah target besar jadi langkah kecil.
• Gunakan habit tracker untuk melihat perkembangan visual.

Sistem kecil seperti ini terbukti meningkatkan konsistensi hingga 300% menurut riset Duke University.

Baca Juga: Bisnismu Butuh Tekad, Bukan Keluhan

Kalau kamu selama ini mudah menyerah, ingat: itu bukan takdir. Itu pola yang dipengaruhi mindset, energi emosional, lingkungan, dan sistem. Dan semua itu bisa diubah. Mulailah dari langkah kecil hari ini. Kamu tidak perlu menjadi kuat dalam semalam. Kamu hanya perlu satu keputusan sederhana,

“Aku tidak akan berhenti di sini.”

Dan dari keputusan kecil itu, hidupmu bisa berubah sepenuhnya. Terus melangkah. Kamu lebih kuat dari yang kamu kira.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jika Tidak Dimulai, Mimpi Akan Tetap Jadi Mimpi

 

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Preneur
MINA Edu
MINA Preneur
MINA Preneur