Washington, MINA – Lebih dari 50 anggota parlemen Amerika Serikat (AS) menandatangani surat yang menuntut Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Luar Negeri untuk menyelidiki pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, setelah tentara pendudukan Israel mengatakan tidak akan menyelidiki pembunuhan tersebut, Wafa melaporkan Sabtu (21/5).
Abu Akleh, seorang jurnalis senior berusia 51 tahun berkewarganegaraan AS, ditembak mati oleh pasukan pendudukan Israel pekan lalu saat meliput serangan Israel ke kamp pengungsi Jenin di utara Tepi Barat yang diduduki.
Surat yang pertama kali diungkapkan oleh The Intercept awal pekan ini mengatakan, AS harus terlibat langsung dalam penyelidikan terhadap jurnalis yang merupakan warga negara Amerika Serikat tersebut.
“Sebagai Anggota Kongres, kami sangat prihatin dengan kematian Nona Abu Akleh. Wartawan di seluruh dunia harus dilindungi dengan segala cara,” kata surat itu dikutip oleh Middle East Eye.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
“Kami meminta Departemen Luar Negeri dan FBI mengadakan penyelidikan atas kematian Abu Akleh. Kami juga meminta Departemen Luar Negeri AS menentukan apakah Undang-Undang AS yang melindungi Abu Akleh, seorang warga negara Amerika, dilanggar,” tambahnya.
Pernyataan itu ditujukan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Direktur FBI Christopher Wray.
Keluarga Abu Akleh telah mendesak pemerintah AS dan komunitas internasional untuk turun tangan dan memastikan penyelidikan independen setelah militer Israel mengatakan tidak akan menyelidiki.
Pendukung hak-hak Palestina juga mendesak Washington untuk mengkondisikan atau membatasi bantuan AS ke Israel atas pembunuhan Abu Akleh dan pelanggaran lainnya.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Abu Akleh adalah warga negara AS kedua yang dibunuh oleh pasukan Israel tahun ini. Pada Januari lali, Omar Assad yang berusia 78 tahun menderita serangan jantung akibat stres setelah dia ditahan, diikat, ditutup matanya, dan disumpal secara sewenang-wenang oleh pasukan Israel. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan