Banda Aceh, MINA – Sebanyak 500 anak dari kalangan fakir dan dhuafa di Banda Aceh mendapat kesempatan sekolah gratis bersama Lembaga Rumah Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh untuk tingkat pendidikan taman kanak-kanak.
Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ruman Aceh Rizky Sopya, Kamis (12/9) mengatakan Ruman Aceh menjalankan kegiatan belajar mengajar sejak tahun ajaran 2015 dan 2016.
Sejak awal menjalankan proses belajar mengajar, total murid yang belajar di Ruman Aceh sebanyak 664 anak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 500 anak dari kalangan fakir miskin dan bersekolah gratis.
Selebihnya, kata dia, sebanyak 115 anak mengikuti pendidikan dengan sistem berbayar sebagian. Serta sebanyak 49 anak lainnya berbayar penuh.
Baca Juga: Pegiat Media Berbasis Keagamaan Ikuti Pelatihan Jurnalisme Lingkungan
Ruman Aceh berada di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Pada tahun ajaran ini, Ruman Aceh genap satu dekade menjalankan Khidmah bagi masyarakat di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
“Dari awal, kami memprioritaskan keluarga di fakir miskin agar anak mereka mendapatkan hak dasar di bidang pendidikan. Serta merasakan bersekolah seperti dari kalangan keluarga mampu,” katanya.
Rizky Sopya menyebutkan pembiayaan pendidikan taman kanak-kanak Ruman Aceh terbagi tiga kategori, yakni tidak berbayar atau gratis, berbayar sebagian atau subsidi silang, serta berbayar penuh.
“Kendati sistem pembiayaan berbeda, namun semua anak mendapatkan perlakuan dan fasilitas yang sama tanpa perbedaan. Semua anak adalah istimewa dan bintang bagi zamannya,” kata Rizky Sopya.
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional
Sementara itu, Ahmad Arif, pendiri Ruman Aceh, mengatakan pembiayaan pendidikan bersumber dari donatur. Donatur bisa sendiri, bisa pula kolaborasi dengan lainnya. Donasi untuk satu anak untuk satu tahun ajaran atau lebih.
“Tidak ada syarat mengikat dengan para donatur. Semua berdasarkan kepercayaan penuh. Karenanya, kami menyampaikan terima kasih kepada semua donatur yang telah membantu anak-anak merajut masa depan mereka,” katanya.
Ia menyebutkan donatur dicari melalui lelang kebajikan di sosial media untuk pendidikan anak-anak fakir miskin selama satu tahun ajaran berlangsung. Jika ada donatur mengundurkan diri, maka dicarikan penggantinya.
“Sedangkan anak calon peserta didik yang telah mendaftar, disurvei rumahnya secara langsung. Survei ini bagian dari verifikasi dan validasi kondisi riil keluarga calon peserta didik,” kata Ahmad Arif. []
Baca Juga: Indonesia Tetapkan Siaga Satu untuk Lebanon, 65 WNI Berhasil Dievakuasi
Mi’raj News Agency (MINA)