Ramallah, 11 Dzulhijjah 1436/25 September 2015 (MINA) – Sedikitnya 50.000 warga Palestina melakukan shalat Idul Adha pada hari Kamis (24/9) di Masjid Al-Aqsa, Al-Quds timur, tanpa ada laporan terjadinya bentrokan dengan pasukan Israel.
Ketua Majelis Waqaf Islam al-Quds, Syaikh Abdel Azim Salhab menyampaikan dalam khutbah Idul Adha, bahwa Masjid Al-Aqsha adalah masjid milik Islam dan tidak boleh dibagi menjadi dua tempat peribadatan sebagaimana rencana Israel.
Syaikh Salhab memperingatkan serangan yang dilakukan pasukan Israel di kawasan Masjid Al-Aqsha, yang mencegah akses umat Islam untuk beribadah di dalamnya.
“Masjid Al-Aqsh adalah milik umat Islam,” media Ummid menyebutkan, seperti diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Kompleks Al-Aqsha telah menjadi kawasan konfrontasi kekerasan dalam pekan terakhir, di tengah bentrokan yang hampir setiap hari terjadi antara umat Islam Palestina berhadapan dengan polisi Israel.
Jamaah Palestina memprotes memungkinkan kelompok-kelompok Yahudi memasuki kompleks Al-Aqsha dengan alasan memperingati hari libur Yahudi.
Pihak Keamanan Israel telah mengumumkan pelonggaran akses Muslim untuk masuk ke kompleks Al-Aqsha dalam perayaan Hari raya Idul Adha serta menutup untuk orang-orang Yahudi dan pengunjung lainnya.
Sementara itu di kota Ramallah, Tepi Barat, Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah melakukan shalat Idul Adha di masjid kota, dan dilanjutkan berziarah dengan karangan bunga ke makam pemimpin Palestina Yasser Arafat.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Berbicara kepada pers, Hamdallah menegaskan permintaan Palestina kepada dunia internasional untuk memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina dalam bentrokan yang ia sebut sebagai “kejahatan harian terus-menerus Israel terhadap Palestina, khususnya di Al-Quds timur.” (T/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya