Davao City, Filipina, 3 Rajab 1436/22 April 2015 (MINA) – Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Iyad Madani akhir pekan kemarin mengadakan pertemuan guna membicarakan kesepakatan damai dengan para pemimpin dari Bangsa Moro di Filipina Selatan.
Ini adalah pertama kalinya Sekretaris Jenderal OKI bertemu dengan kelompok pejuang Muslim Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan Moro National Liberation Front (MNLF) di Mindanao, bersama penasihat presiden pada proses perdamaian, Teresita Deles Quintos.
“Saya di sini untuk mendukung kesepakatan perdamaian Bangsamoro di Filipina Selatan,” kata Madani, dalam kunjungan lima hari sejak Kamis (16/4) hingga Senin (20/4), demikian World Bulletin seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Kami datang ke sini secara simbolis, dan ingin berada di Mindanao,” tambahnya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Madani menegaskan kembali dukungan OKI untuk proses perdamaian Bangsa Moro dan menyatakan optimisme atas keberhasilannya, meskipun banyak tantangan dihadapi dalam beberapa bulan terakhir.
Ia menambahkan pada pernyataan Senin (20/4) bahwa OKI terdorong oleh keinginan tulus dan upaya serius semua pihak yang terlibat dalam proses perdamaian tersebut.
Ia mengatakan bahwa meskipun pemerintah Filipina akan membuat keputusan akhir tentang proses damai tersebut, OKI berharap itu akan terus berlanjut.
“Kami merasa di kedua sisi, baik pemerintah Filipina maupun pihak Moro berkeinginan dengan tulus dan serius untuk mencapai kesimpulan,” katanya, seraya menambahkan bahwa OKI yang beranggotakan 57 negara, tetap optimis dan mendukung.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Sebeleumnya, Perjanjian Komprehensif Moro telah ditandatangani antara Pemerintah adn MILF pada bulan Maret tahun lalu.
Randolph Parcasio, juru bicara MNLF, mengatakan kepada Minda News bahwa pembicaraan akhir pekan tersebut sukses besar. Sementara ketua panel perdamaian MILF, Mohagher Iqbal menggambarkan pertemuan itu sebagai suatu yang sangat produktif.
Iqbal menambahkan bahwa ada titik kesamaan, terutama dalam pengaturan sekretariat bersama forum.
Parcasio mengatakan bahwa di luar kantor yang ada di Cotabato, pihaknya mengusulkan bahwa sekretariat juga akan memiliki kantor cabang di kota Zamboanga, sebuah kota perdagangan yang didominasi Kristen. (T/P005/Imt/P4)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)