Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

59 TEWAS DALAM BENTROKAN DI BENGHAZI, TRIPOLI

Admin - Selasa, 29 Juli 2014 - 08:35 WIB

Selasa, 29 Juli 2014 - 08:35 WIB

708 Views ㅤ

Gumpalan asap hitam terlihat di sekitar daerah Camp Thunderbolt, setelah bentrokan antara pejuang, mantan pemberontak dan pasukan pemerintah di Benghazi, 27 Juli 2014. Reuters/Esam Omran Al-Fetori
 Gumpalan asap hitam terlihat di sekitar daerah  Camp Thunderbolt, setelah bentrokan antara pejuang,  mantan pemberontak dan pasukan pemerintah di Benghazi, 27 Juli 2014. Reuters/Esam Omran Al-Fetori

Gumpalan asap hitam terlihat di sekitar daerah Camp Thunderbolt, setelah bentrokan antara oposisi dan pasukan pemerintah di Benghazi, 27 Juli 2014. Reuters/Esam Omran Al-Fetori

Tripoli, 2 Syawal 1435/29 Juli 2014 (MINA) –  Sedikitnya 36 orang tewas dan  23 lainnya di kota Benghazi dan Tripoli, Libya  setelah pasukan khusus Libya dan oposisi bentrok pada Sabtu malam dan Ahad pagi, sumber medis dan keamanan setempat melaporkan.

Pemerintah juga mengklaim  lebih dari 150 orang meninggal, kebanyakan dari mereka warga sipil, di ibukota Tripoli dan Benghazi dalam dua pekan pertempuran. Bentrokan itu memaksa AS dan diplomat asing lainnya meninggalkan negara itu.

Bentrokan itu juga melukai 400 lebih pihak pro oposisi dan pro pemerintah. Meraka saling serang dengan roket dan tembakan artileri.

Tangki penyimpanan bahan bakar di Tripoli juga terkena roket pada Ahad lalu. Akibatnya, kebakaran  terjadi di dekat bandara internasional, perusahaan minyak nasional (NOC) mengatakan.

Baca Juga: Dua Tentara PBB Tewas dalam Bentrokan di Kongo

“Tangki itu berkapasitas enam juta liter bensin dan didekatnya ada wadah yang berisi gas dan mesin diesel,” kata juru bicara NOC Mohamed al-Alharari. “Para petugas pemadam kebakaran berusaha untuk memadamkan api.

Aksi demonstrasi di Libya masih terus terjadi  sejak perang saudara 2011 yang menggulingkan Muammar Gaddafi. Pemerintah Lybia saat ini dinilai tidak bisa meredam gejolak di masyarakat.

Amerika Serikat, Turki dan utusan PBB telah menarik diplomat mereka dari negara Afrika Utara itu.

Amerika Serikat mengevakuasi kedutaannya pada Sabtu, mereka melintasi perbatasan ke Tunisia di bawah perlindungan militer karena bentrokan terjadi di dekat kompleks kedutaan.

Baca Juga: Trinidad dan Tobago Umumkan Keadaan Darurat Pembunuhan

Tiga tahun setelah kematian Gaddafi, transisi Libya menuju demokrasi tertunda oleh pertikaian politik dan kekerasan pihak oposisi. Kelompok-kelompok bersenjata juga telah menargetkan industri minyak negara itu.(T/Syt/P04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Sebanyak 69 Migran Tewas Tenggelam di Lepas Pantai Maroko

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Dunia Islam
Internasional
Eropa
Internasional
Palestina
Kolom
Indonesia
Kolom
Indonesia
Palestina