New York, MINA – Sebanyak 60 kelompok hak asasi mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk tidak mengadopsi definisi antisemitisme International Holocaust Remembrance Alliance (IHRA) yang kontroversial, yang digunakan untuk “menekan protes tanpa kekerasan, aktivisme, dan pidato kritis terhadap Israel”.
Organisasi tersebut termasuk Human Rights Watch, American Civil Liberties Union (ACLU), dan kelompok hak asasi Grassroots di Palestina. The New Arab melaporkan, Selasa (4/4).
Definisi antisemitisme saat ini yang diadopsi IHRA pada tahun 2016 menyatakan itu bukan hanya “persepsi tertentu tentang orang Yahudi, yang dapat dinyatakan sebagai kebencian terhadap orang Yahudi, tetapi juga menuduh Negara Israel rasis dan perilakunya tidak diharapkan atau dituntut negara demokratis lainnya” sebagai contoh.
Definisi tersebut telah diadopsi 38 negara di seluruh dunia, termasuk AS, Inggris, dan Jerman, tetapi telah dikritik karena terlalu luas dan tidak jelas serta menyamakan oposisi terhadap Israel dan kebijakannya dengan kebencian terhadap Yahudi.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
PBB saat ini sedang mengembangkan rencana aksi menuju respon terkoordinasi dan ditingkatkan terhadap antisemitisme yang berakar pada hak asasi manusia dan sedang mencari definisi antisemitisme untuk pembuatan kebijakan PBB.
“Antisemitisme, seperti segala bentuk rasisme dan prasangka adalah tercela, tetapi mengadopsi definisi IHRA tidak akan membantu mengalahkannya,” kata organisasi hak asasi manusia Israel B’Tselem saat surat itu diterbitkan.
“Kami meminta PBB untuk menahan diri dari salah melabeli kritik terhadap kebijakan Israel sebagai antisemit.” (T/R06/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka