Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari Pusdai Menuju Baitul Maqdis: Seruan Ukhuwah dan Pembebasan Al-Aqsha

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

2 Views

Pusdai Bandung jadi tempat untuk membangun kesatuan umat dan menyuarakan pembebasan Palestina dan Al-Aqsha (foto: Fauzi R)

DI TENGAH gemuruh dunia yang semakin bising oleh kepentingan politik dan materialisme, ada satu titik cahaya yang berpendar dari jantung Kota Bandung: Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat. Pada Ahad, 22 Juni 2025, umat Islam akan menyatu dalam satu frekuensi ruhiyah dan semangat ukhuwah dalam acara Tabligh Akbar bertema “Menyatukan Hati, Membangun Kesatuan Umat: Seruan Ukhuwah untuk Pembebasan Al-Aqsha.

Bukan sekadar kumpul-kumpul seremonial, Tabligh Akbar ini adalah panggilan hati. Ia adalah suara dari lubuk iman yang mengajak setiap Muslim untuk kembali merapatkan saf, menajamkan visi umat, dan meluruskan kiblat perjuangan.

Diinisiasi oleh Aqsa Working Group (AWG) Wilayah Jawa Barat, kegiatan ini adalah bentuk nyata dari solidaritas ruhani dan ideologis untuk mendukung perjuangan umat Islam di Palestina. Dari Pusdai yang menjadi simbol peradaban Islam di Tanah Sunda, gema pembebasan Al-Aqsha kembali digaungkan, mengajak seluruh komponen umat untuk tak sekadar peduli, tetapi juga berperan aktif.

Pusdai: Pusat Spiritualitas dan Kesadaran Umat

Baca Juga: HUT Bhayangkara ke-79, Polda Jambi Distribusikan 4.500 Paket Sembako

PUSDAI bukan hanya bangunan megah dengan arsitektur bernuansa Islami. Ia adalah simbol kesadaran kolektif umat Islam Jawa Barat. Sejak berdiri, Pusdai telah menjadi titik temu berbagai pemikiran, madzhab, organisasi, dan latar belakang, yang semua bersatu dalam satu kalimat tauhid.

Di tempat inilah, pada Ahad pagi yang berkah, umat akan disapa oleh tiga sosok luar biasa.
Pertama, KH. M. Roinul Balad, Ketua DDII Jawa Barat, sosok alim dan istiqamah dalam dakwah tauhid, pembela ukhuwah sejati yang tak lelah menyerukan pentingnya persatuan di tengah perpecahan.

Kedua, KH. Yakhsyallah Mansur, tokoh nasional dan pembina AWG, yang telah puluhan tahun menyuarakan keadilan untuk Palestina, menginjakkan kaki di jalur-jalur perlawanan umat, menyatukan dakwah dan diplomasi, ruh dan strategi.

Ketiga, Ustaz Muhammad Munawwar Zayin, representasi ulama muda pesantren yang menggambarkan kesegaran gerakan Islam akar rumput. Dari santri untuk umat. Dari desa untuk dunia.

Baca Juga: Kemenag Luncurkan “Peaceful Muharam 1447 H”, Kampanyekan Islam Damai dan Inklusif

Mereka bukan hanya akan berceramah. Mereka akan meniupkan api semangat dan kesadaran. Sebab hari itu bukan sekadar pengajian, melainkan momen konsolidasi spiritual bagi seluruh umat.

Dari Hati Kita, Untuk Al-Aqsha

Apa hubungan Bandung dengan Baitul Maqdis? Mungkin pertanyaan ini mencuat dalam benak sebagian orang. Jawabannya sederhana: hati umat Islam itu satu. Jika satu bagian tubuh sakit, seluruh tubuh akan merasakan. Ketika Masjid Al-Aqsha diinjak, dilecehkan, dirampas haknya, maka seluruh hati kaum Muslimin pun mestinya ikut merintih, terbakar, dan tergugah untuk bangkit.

Bandung bukan sekadar kota di Indonesia. Ia adalah kota perjuangan, kota tempat kelahiran Konferensi Asia Afrika, simbol perlawanan terhadap kolonialisme global. Maka sangat tepat jika dari Bandung, semangat pembebasan Baitul Maqdis kembali digaungkan.

Baca Juga: Bangkitkan Ukhuwah, Bela Palestina: Seruan FSOI Hadiri Tabligh Akbar Pusdai 22 Juni

Dari Jalan Diponegoro No. 63, suara hati akan bergemuruh menyusuri relung-relung nurani umat: “Wahai umat Muhammad, tidakkah kalian melihat bahwa kiblat pertama kalian, masjid ketiga suci kalian, kini dikuasai musuh? Tidakkah hati kalian tergerak untuk berdiri?”

Inilah seruan yang ingin disampaikan melalui Tabligh Akbar ini. Sebuah getaran nurani yang membangunkan kita dari tidur panjang.

Ukhuwah Adalah Jalan Perjuangan

Tema yang diusung: “Menyatukan Hati, Membangun Kesatuan Umat” bukanlah sekadar rangkaian kata. Ini adalah jawaban dari krisis paling mendasar yang dihadapi umat hari ini: perpecahan.

Baca Juga: MINA dan GREENLENTIK Jalin Kerja Sama Promosikan Produk Ramah Lingkungan

Umat Islam terlalu sering disibukkan oleh perbedaan mazhab, bendera ormas, hingga warna politik, hingga melupakan satu hal yang menyatukan mereka semua: Kalimat Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah.

Palestina adalah cermin dari kelemahan kita. Ketika umat tercerai-berai, musuh mudah masuk dan merampas. Ketika umat sibuk saling menyalahkan, kiblat pertama kita dihancurkan.

Karena itu, Tabligh Akbar ini bukan hanya tentang Palestina. Ia tentang kita. Tentang ukhuwah yang nyaris hancur. Tentang iman yang butuh dikobarkan kembali.

Maka, ketika kita menghadiri acara ini, bukan hanya kita mendengar ceramah. Kita sedang menyatakan sikap: Kami bersama Al-Aqsha. Kami bersama umat. Kami siap bersatu.

Baca Juga: Dua Hari Jelang Tabligh Akbar Pusdai, Seruan Ukhuwah Menggema dari RRI Bandung

Mengapa Harus Hadir?

Pertanyaan ini penting. Mengapa Anda harus hadir? Jawabannya karena waktu tak bisa menunggu. Al-Aqsha tak bisa menunggu kita yang terus menunda-nunda. Datang ke Pusdai pada 22 Juni nanti, pukul 07.30 – 11.45 WIB, bukan soal menambah jadwal kegiatan. Ini soal menghidupkan kembali ruh perjuangan.

Ini bukan tentang “berapa banyak yang datang”, tapi tentang “siapa saja yang peduli”. Bayangkan, jika di antara ribuan yang hadir, ada satu yang tersentuh hatinya, lalu menjadi relawan untuk Palestina. Satu yang berubah arah hidupnya untuk Islam. Atau satu yang mendoakan dengan air mata. Itu sudah cukup menjadi sebab turunnya keberkahan bagi kita semua. Dan bisa jadi, yang satu itu adalah Anda sendiri.

Sebagai salah satu penggerak utama kegiatan ini, Mugiono ketua panitia acara menyampaikan ajakan dengan penuh semangat, “Momen dua hari ini sangat krusial. Ayo galang dukungan, hadirkan hati, dan satukan langkah kita demi kemuliaan Al-Aqsha.”

Baca Juga: H-2 Tabligh Akbar Pusdai Bandung: Bersatu dan Suarakan Solidaritas untuk Al‑Aqsha

Ajakan ini bukan basa-basi. Ini adalah panggilan jihad ruhaniyah. Siapa yang menjawabnya, berarti telah mengambil bagian dalam derap langkah pembebasan. Bersama AWG, acara ini akan mempertemukan hati-hati yang selama ini tercerai. Akan memperkuat barisan yang selama ini longgar.

Kesempatan Langka, Pahala Besar

Mungkin tak semua dari kita bisa menginjakkan kaki langsung di Palestina. Mungkin tak semua mampu mengangkat senjata di jalan jihad. Tapi semua dari kita bisa menjadi bagian dari perjuangan ini. Cukup hadir. Dengarkan. Tersentuh. Lalu sebarkan.

Siapa tahu, di tengah gema takbir dan lantunan doa di Pusdai nanti, Allah menggerakkan takdir besar. Siapa tahu, satu dari kita dipilih Allah menjadi mujahid sejati, dalam bidangnya masing-masing.

Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] Perang Israel-Iran, Siapa Menang? Bagaimana Kaitannya dengan Palestina?

Dan siapa tahu, kita yang datang dengan tubuh letih dan hati penuh beban, pulang dengan hati yang bersinar, dada yang lapang, dan ruh yang siap menyala.

Pusdai adalah tempat memulai. Tapi bukan tempat berhenti. Dari sini, gerakan ukhuwah dan kepedulian akan mengalir ke seluruh penjuru Jawa Barat, Indonesia, dan insya Allah, sampai ke Palestina bumi para nabi. Kita tidak perlu menjadi besar untuk berbuat sesuatu. Kita hanya perlu bersatu.

Karena jika umat bersatu, tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan kebangkitan Islam. Dan pembebasan Al-Aqsha hanya menunggu satu hal: Bangkitnya umat yang bersatu hati, lurus aqidah, dan kuat langkahnya.

Maka mari, jangan biarkan pada Ahad, 22 Juni ini berlalu biasa saja. Jadikan ia sejarah bagi hidup kita. Dari Pusdai menuju Baitul Maqdis. Dari hati kita menuju Ridha Allah. Sampai jumpa di sana. Allahu Akbar![]

Baca Juga: Kunjungan ke Rusia, Prabowo Letakkan Karangan Bunga di Piskarovskoye Memorial

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Menperin Puji Strategi Investasi Gubernur Jateng: Investor Ramai Masuk, Ekonomi Tumbuh

Rekomendasi untuk Anda