Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jangan Tunggu Tua Untuk Taat

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 3 menit yang lalu

3 menit yang lalu

2 Views

Ilustrasi

“AH, AKU MASIH MUDA. Nanti sajalah kalau sudah tua, baru aku mulai taat, baru aku rajin ibadah.”

Kalimat ini sering terdengar dari lisan para pemuda-pemudi hari ini. Kalimat sederhana yang terdengar biasa, tapi menyimpan petaka luar biasa. Kalimat yang tampaknya santai, tapi mengandung tipu daya setan yang paling halus. Sebuah penundaan yang bisa menghancurkan masa depan abadi: akhirat. Sebuah kelalaian yang bisa menjadi penyesalan tak berujung di alam kubur.

Wahai pemuda, apakah kau yakin akan hidup sampai tua? Apakah ada jaminan dari langit bahwa ajal tidak akan menjemputmu esok pagi? Lihatlah berita kematian yang bertebaran setiap hari—bukan hanya mereka yang sudah beruban, bukan hanya yang berjalan membungkuk dengan tongkat, tapi justru banyak anak muda yang wafat dalam usia belia: di bangku sekolah, di atas motor, di tengah tidur, atau dalam pesta-pesta maksiat. Kematian tidak pernah memandang usia. Ia tidak menunggu kita sadar. Ia tidak memberi aba-aba. Ia datang sekehendak Allah, tanpa bisa ditunda, tanpa bisa dinego.

Wahai pemuda, tahukah kau bahwa masa muda adalah masa paling berharga dalam hidup manusia? Masa di mana tubuh masih kuat, semangat masih menyala, waktu masih lapang, tanggung jawab belum begitu berat. Maka, sungguh celaka bila masa emas itu justru kau habiskan untuk bersenda gurau, berleha-leha, mengejar popularitas fana, atau tenggelam dalam kubangan dosa yang dikemas dalam nama “kebebasan remaja.”

Baca Juga: Keluarga Tangguh Bebas Utang, Seruan Islam Untuk Hidup Berkah dan Terencana

Padahal, Allah akan bertanya di akhirat kelak tentang masa mudamu. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: … dan tentang masa mudanya, untuk apa ia habiskan…” (HR. Tirmidzi)

Apakah kita akan jawab: “Aku habiskan masa mudaku untuk main game, scroll media sosial, nonton film, pacaran, dan hura-hura?” Sanggupkah kita mengatakan itu di hadapan Rabb yang Maha Adil?

Wahai pemuda, sadarilah bahwa taat kepada Allah bukan hanya untuk orang tua. Islam bukan untuk masa pensiun. Ibadah bukan kegiatan setelah rambut memutih. Justru masa muda adalah ujian paling berat dan paling mulia saat seseorang memilih jalan taat. Karena itu, Rasulullah ﷺ menyebutkan satu dari tujuh golongan yang mendapat naungan Allah di hari tiada naungan selain dari-Nya adalah:

Baca Juga: 5 Adab Penting yang Harus Diperhatikan Seorang Guru

“Seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Betapa tinggi derajat pemuda yang menjadikan masa mudanya sebagai ladang kebaikan! Bukan karena dia tidak bisa bermaksiat, tapi karena dia memilih untuk tidak melakukannya. Bukan karena dia tidak punya kesempatan mengikuti tren maksiat, tapi karena hatinya lebih cinta pada Allah daripada cinta dunia.

Lihatlah para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka adalah pemuda. Usamah bin Zaid memimpin pasukan besar saat usianya belum sampai dua puluh tahun. Ali bin Abi Thalib tidur di ranjang Nabi menggantikan beliau ketika dikejar kafir Quraisy, usianya saat itu masih belasan. Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Mus’ab bin Umair—mereka semua pemuda yang menyerahkan masa mudanya untuk Islam.

Mus’ab bin Umair, pemuda kaya dan tampan, rela meninggalkan semua kenikmatan dunia demi ketaatan. Dia wafat dalam usia muda, sebagai duta Islam pertama, syahid dalam perang Uhud. Bajunya tak cukup untuk menutupi tubuhnya. Tapi langit bersaksi, bumi menjadi tempat peristirahatan terbaik baginya.

Baca Juga: 61% Santri Al-Fatah Lampung Diterima di Perguruan Tinggi, Berbekal Jiwa Pesantren

Wahai pemuda, jangan tertipu oleh angan-angan panjang. Jangan tertipu oleh ucapan “nanti.” Jangan biarkan setan membisikkan ilusi waktu. Penundaan taat bukanlah hal ringan. Itu bisa menjadi awal dari kelalaian abadi. Satu hari saja jauh dari Allah bisa menghancurkan seluruh bangunan iman yang kau susun bertahun-tahun.

Taat itu bukan beban. Justru taatlah yang membebaskanmu dari beban dunia. Ibadah bukan penjara, tapi jalan menuju kebahagiaan sejati. Dekat dengan Allah membuat hidup tenang, jiwa tentram, hati damai. Tidak ada kebahagiaan yang lebih besar dari hati yang bersih dan ruh yang merasa dekat dengan Tuhannya.

Wahai pemuda, jangan bangga jika hidup bebas tanpa aturan. Jangan bangga jika punya banyak pengikut tapi Allah tidak menyebut namamu di langit. Jangan bangga jika viral di dunia tapi hina di akhirat. Carilah ketenaran di mata Allah, bukan di mata manusia. Carilah keberkahan dalam ibadah, bukan sensasi dalam dosa.

Mulailah hari ini, jangan tunggu tua. Ambillah wudhu dan berdirilah dalam shalat. Bukalah mushaf dan bacalah kalam Tuhanmu. Angkat tanganmu, curahkan keluh kesahmu kepada Yang Maha Mendengar. Gantilah waktu hura-huramu dengan majelis ilmu. Gantilah kata-kata kasarmu dengan dzikir yang menentramkan. Jangan biarkan usia muda berlalu tanpa makna.

Baca Juga: Integritas Fondasi Utama bagi Dosen dan Guru

Bayangkan jika esok pagi kau tak bangun. Lalu malaikat Izrail datang menjemput. Apa yang akan kau bawa? Followers? Likes? Atau koleksi lagu dan game di ponselmu? Apa yang bisa menyelamatkanmu dari siksa kubur jika shalat saja kau tinggalkan?

Sungguh, tiada yang lebih pahit dari kematian dalam keadaan lalai. Tapi tiada yang lebih indah dari kematian dalam keadaan taat. Maka pilihlah akhir hidupmu dari sekarang, karena siapa yang hidup dalam taat, insya Allah akan wafat dalam taat pula.

Wahai pemuda, hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan kelalaian. Dunia ini terlalu rapuh untuk dijadikan sandaran harapan. Hidup hanya sekali, dan setelah itu hisab. Maka jadikan hidupmu berarti. Jadilah pemuda yang membawa cahaya, bukan kegelapan. Jadilah pelita di tengah generasi yang sedang redup. Jangan tunggu tua untuk taat. Karena surga bukan untuk yang menunda, tapi untuk yang segera kembali kepada Rabb-nya.

Ingatlah, tak ada waktu yang lebih tepat untuk taat… selain sekarang.[]

Baca Juga: An-Nuaimy Lepas 33 Dai Nusantara dan Luncurkan STIT: Dakwah Tak Boleh Menyendiri

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Dapat Biaya Hidup, Pendaftaran Program Magang Berdampak 2025 Sudah Dibuka

Rekomendasi untuk Anda

MINA Edu
Indonesia
Indonesia
Kolom