Tel Aviv, MINA – Sebanyak 63 pelajar Israel tingkat SMA menolak memberikan layanan mereka untuk kegiatan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebagai protes atas pendudukan negara mereka di Palestina.
Mereka menandatangani sebuah surat berisi kecaman terhadap pemerintah yang mereka sebut sebagai rasis.
Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) mengutip sumber The News, Jumat (29/12).
Para siswa tersebut telah berbicara kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pendidikan Naftali Bennett, Kepala Staf Pelaksana Angkatan Darat Israel Letjen Gadi Eisenkot dan Menteri Pertahanan Avigdor Liberman dalam suratnya.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Kutipan dari surat tersebut mengatakan, “tentara menerapkan kebijakan pemerintah rasis yang melanggar hak asasi manusia, dengan menerapkan satu undang-undang kepada orang Israel dan yang lainnya ke Palestina di wilayah yang sama.”
Tanpa rasa takut dan risiko dipenjara, para siswa Israel tersebut telah memutuskan untuk tidak mengambil bagian dalam pendudukan dan penindasan rakyat Palestina, yang memisahkan orang-orang menjadi dua kubu bermusuhan.
“Karena selama orang hidup di bawah pendudukan yang menyangkal hak asasi manusia dan hak nasional kita tidak akan bisa mencapai kedamaian,” tulis mereka dalam suratnya.
Meski Militer Israel belum membalas surat tersebut secara formal, seorang pensiunan mayor besar IDF menyebut surat tersebut “menyedihkan.”
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Para pelajar di bawah usia 18 tahun yang diminta untuk melayani kegiatan IDF, dianggap berani melawan tradisi umum militerisme dan sedang berusaha membawa perubahan dalam keseluruhan sistem. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)