Berlin, MINA – Sedikitnya 65 jurnalis telah gugur di seluruh dunia saat bertugas tahun ini, organisasi kebebasan media Reporters Without Borders melaporkannya Selasa (19/12).
Di antara korban tewas adalah 50 jurnalis profesional, tujuh jurnalis warga, dan delapan pekerja media lainnya. Sementara lima negara yang paling berbahaya bagi jurnalis adalah Suriah, Meksiko, Afghanistan, Irak, dan Filipina.
Mereka yang terbunuh, 35 orang meninggal di daerah-daerah konflik bersenjata sedang berlangsung sementara 30 orang terbunuh di luar wilayah tersebut, demikian laporan OIC-UNA yang dikutip MINA.
Sebanyak 39 dari mereka yang terbunuh menjadi sasaran pekerjaan jurnalistik mereka seperti melaporkan korupsi elit politik atau kejahatan terorganisir sementara 26 lainnya terbunuh saat bekerja karena serangan tembakan dan bom.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Ini mengkhawatirkan bahwa begitu banyak wartawan terbunuh di luar zona perang,” kata Katja Gloger, anggota dewan Reporters Without Borders.
“Terlalu banyak pelaku negara dapat berasumsi bahwa mereka akan bebas dari hukuman mati jika mereka bersikap kasar terhadap profesional media,” tambahnya.
Organisasi tersebut mengatakan, lebih dari 300 pekerja media saat ini dipenjara, dengan sekitar setengah dari jumlah tersebut di lima negara, yaitu Turki, Cina, Suriah, Iran, dan Vietnam.(T/R01/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan