RUMAH tangga adalah bagian dari perjalanan hidup yang tidak luput dari ujian dan cobaan. Oleh karena itu, seorang suami sebagai pemimpin dalam keluarga harus memiliki etika yang benar dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul. Islam telah memberikan pedoman agar suami dapat menyikapi permasalahan dengan bijak, penuh tanggung jawab, serta tetap dalam koridor syariat. Berikut adalah tujuh etika suami dalam menghadapi masalah rumah tangga berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan Hadis.
Pertama, Bersabar dan Menahan Emosi
Salah satu kunci utama dalam menghadapi masalah rumah tangga adalah kesabaran. Suami harus mampu mengendalikan emosinya dan tidak mudah marah dalam menghadapi perbedaan pendapat atau kesalahan yang dilakukan istri. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Baca Juga: Membentuk Generasi Ahlul Qur’an, Tantangan dan Harapan
“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesabaran dalam menghadapi istri bukan hanya bentuk kedewasaan, tetapi juga menunjukkan ketakwaan seorang suami kepada Allah.
Kedua, Mengutamakan Musyawarah
Dalam menghadapi konflik rumah tangga, seorang suami tidak boleh mengambil keputusan secara sepihak. Hendaknya ia mengedepankan musyawarah dengan istri agar dapat menemukan solusi yang terbaik. AllahTa’ala berfirman,
Baca Juga: Habis Jahiliyah Terbitlah Nur, Pentingnya Menghapus Kebodohan dalam Cahaya Syariat Islam
وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ
“Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.” (Qs. Asy-Syura: 38)
Musyawarah dalam rumah tangga akan membangun rasa saling menghargai dan memperkuat ikatan kasih sayang antara suami dan istri.
Ketiga, Menggunakan Perkataan yang Lembut
Baca Juga: Perlawanan Tanpa Senjata, Boikot Global Hancurkan Bisnis Afiliasi Zionis
Suami yang baik adalah yang mampu menjaga lisannya, terutama ketika sedang dalam kondisi marah. Islam mengajarkan bahwa perkataan yang baik dapat mendamaikan hati dan menghindarkan dari perselisihan. Allah Ta’ala berfirman,
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (Qs. Al-Baqarah: 83)
Berbicara dengan lembut kepada istri saat terjadi masalah akan menghindarkan dari pertengkaran yang lebih besar dan mempercepat proses penyelesaian masalah.
Baca Juga: Adab Sebelum Berdakwah, Membangun Pengaruh dengan Keindahan Akhlak
Keempat, Memaafkan Kesalahan Istri
Sebagai manusia, istri pasti memiliki kekurangan dan bisa melakukan kesalahan. Suami yang baik adalah yang mampu memaafkan dan tidak menyimpan dendam. Allah Ta’ala berfirman,
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu?” (Qs. An-Nur: 22)
Baca Juga: Menggapai Keberkahan Hidup dengan Berjama’ah
Sikap memaafkan tidak hanya mendatangkan ketenangan dalam rumah tangga, tetapi juga menjadi sebab Allah mengampuni dosa-dosa suami.
Kelima, Memberikan Nafkah dengan Ikhlas
Banyak masalah rumah tangga yang timbul akibat kurangnya pemenuhan kebutuhan ekonomi. Suami sebagai pemimpin keluarga wajib berusaha menafkahi istri dengan penuh keikhlasan. Rasulullah ﷺ bersabda:
كفى بالمرء إثمًا أن يضيع من يقوت
Baca Juga: Menikah Itu Ibadah, Bukan Ajang Pamer Mahar
“Cukuplah seseorang dianggap berdosa jika ia menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Dawud)
Suami harus memastikan bahwa nafkah yang diberikan berasal dari sumber yang halal agar keberkahan senantiasa ada dalam rumah tangga.
Keenam, Tidak Berlaku Kasar terhadap Istri
Islam sangat menekankan kelembutan dalam memperlakukan istri. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: Bukan Soal Harga, Tapi Barakah, Mengapa Mahar Tak Perlu Mahal
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Suami yang baik tidak akan menyakiti istrinya baik secara fisik maupun verbal. Sebaliknya, ia harus menjadi pelindung dan teladan kebaikan bagi keluarganya.
Ketujuh, Menguatkan Ibadah dan Memohon Pertolongan Allah
Baca Juga: Menikah di Bulan Syawal: Tradisi, Sejarah dan Maknanya dalam Islam
Setiap masalah rumah tangga hendaknya dikembalikan kepada Allah dengan meningkatkan ibadah dan doa. Allah Ta’ala berfirman,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.” (Qs. Al-Baqarah: 45)
Suami yang sering melibatkan Allah dalam kehidupannya akan lebih mudah menghadapi masalah dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih.
Baca Juga: Hancurnya Ukhuwah Akibat Meninggalkan Jama’ah
Menghadapi masalah rumah tangga adalah bagian dari ujian dalam kehidupan. Seorang suami yang bertakwa akan selalu mengedepankan etika Islam dalam menyelesaikan konflik dengan penuh kesabaran, kelembutan, dan tanggung jawab. Dengan menerapkan tujuh etika ini, insya Allah rumah tangga akan tetap harmonis, penuh berkah, dan diridhai oleh Allah.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mengapa Islam Mewajibkan Umatnya untuk Berjamaah?