TAQWA adalah puncak kemuliaan seorang hamba di sisi Allah. Ia bukan sekadar simbol ketakwaan lahiriah, tetapi cahaya yang menerangi hati dan membimbing setiap langkah dalam kehidupan. Allah berfirman,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.” (Qs. Al-Hujurat: 13).
Derajat taqwa bukan diwariskan, bukan pula ditentukan oleh status duniawi, melainkan diperjuangkan dengan penuh kesungguhan. Hanya mereka yang membersihkan hati, menjaga amal, dan senantiasa berada dalam ketaatan yang dapat meraih derajat ini. Namun, jalan menuju taqwa tidaklah mudah. Ia membutuhkan mujahadah, kesabaran, dan keikhlasan yang tak tergoyahkan.
Dalam kehidupan yang penuh godaan dan ujian, sering kali manusia terjerumus dalam kelalaian dan jauh dari nilai-nilai taqwa. Dunia dengan segala gemerlapnya kerap mengalihkan perhatian dari tujuan sejati: mencari ridha Allah. Namun, kasih sayang-Nya begitu luas, selalu memberi jalan bagi mereka yang ingin kembali. Allah membimbing hamba-Nya dengan firman-Nya, dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan teladan terbaik dalam meraih taqwa.
Baca Juga: Strategi Nabawiyah untuk Pembebasan Baitul Maqdis Dimulai dari Misi Dumatul Jandal
Maka, sudah seharusnya kita bertanya pada diri sendiri: Sudahkah kita berjalan di jalan yang benar? Sudahkah hati kita dipenuhi dengan rasa takut dan cinta kepada Allah? Melalui tulisan ini, kita akan menelusuri tujuh jalan utama yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan Hadits untuk menggapai derajat taqwa, agar hidup kita lebih bermakna dan senantiasa dalam lindungan-Nya. Berikut adalah tujuh jalan utama untuk menggapai derajat taqwa:
Pertama, Iman yang Kokoh kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (Qs. Ali ‘Imran: 102)
Taqwa dimulai dari keimanan yang kuat kepada Allah Ta’ala. Keimanan yang kokoh membuat seorang Muslim senantiasa merasa diawasi oleh Allah, sehingga setiap perbuatannya terjaga dari dosa. Dengan keyakinan yang mantap, ia akan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Baca Juga: Hikmah dari Bencana Banjir Jabodetabek
Selain itu, keimanan yang kuat akan membentuk hati yang bersih dan pikiran yang lurus. Seorang Muslim yang beriman teguh tidak akan mudah tergoda oleh dunia, karena ia memahami bahwa kehidupan ini hanyalah ujian. Ia selalu mengutamakan akhirat dibandingkan kenikmatan dunia yang fana.
Kedua, Mendirikan Shalat dengan Khusyuk. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الصَّلَاةُ نُورٌ
“Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim No. 223)
Shalat adalah pilar utama dalam Islam yang berfungsi sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Dengan shalat yang khusyuk dan benar, seseorang akan memiliki kontrol diri yang kuat terhadap hawa nafsu dan dosa. Shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar sebagaimana firman Allah,
Baca Juga: Taat kepada Allah dan Rasul: Ujian Kepatuhan Sejati
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (Qs. Al-‘Ankabut: 45)
Orang yang selalu menjaga shalatnya dengan baik akan memiliki hati yang lebih tenang dan jiwanya lebih bersih. Shalat menghubungkan manusia dengan Allah secara langsung, sehingga keimanan dan ketakwaannya semakin bertambah.
Ketiga, Membaca dan Mentadabburi Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman,
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
“Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Baqarah: 2)
Baca Juga: 6 Hal Yang Perlu Diketahui tentang Bahaya Riba
Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang ingin mencapai derajat taqwa. Membaca dan mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an akan mengarahkan seseorang kepada kehidupan yang lebih baik. Setiap ayatnya mengandung hikmah, nasihat, dan pedoman agar manusia selalu berada di jalan yang lurus.
Seorang Muslim yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pegangan hidupnya akan lebih mudah membedakan antara yang benar dan yang salah. Tadabbur Al-Qur’an akan membimbing hati untuk lebih tunduk kepada Allah dan lebih takut kepada-Nya. Dengan demikian, taqwa akan semakin mengakar dalam diri seorang hamba.
Keempat, Memperbanyak Dzikir dan Doa. Allah Ta’ala berfirman,
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (Qs. Al-Jumu’ah: 10)
Baca Juga: Kemuliaan Ahlul Qur’an: Dari Dunia Hingga Akhirat
Dzikir adalah cara efektif untuk menjaga hati agar tetap bersih dan dekat dengan Allah Ta’ala. Dengan memperbanyak dzikir, seorang Muslim akan senantiasa mengingat Allah dalam setiap aktivitasnya. Rasa takut kepada Allah akan tumbuh, sehingga dirinya lebih berhati-hati dalam bertindak.
Selain dzikir, doa juga merupakan jalan menuju taqwa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan banyak doa untuk meminta ketakwaan, salah satunya,
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
“Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketakwaannya, dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya. Engkau adalah pelindung dan penolongnya.” (HR. Muslim No. 2722)
Kelima, Menjaga Lisan dan Perbuatan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: Bagaimana Media Barat Membelokkan Fakta Konflik Palestina?
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari No. 6018)
Lisan adalah cerminan hati. Orang yang bertakwa selalu menjaga lisannya dari perkataan sia-sia, dusta, dan ghibah. Ia hanya berbicara yang membawa manfaat dan kebaikan.
Selain lisan, perbuatan juga harus dijaga. Setiap langkah dan tindakan harus sesuai dengan ajaran Islam. Seorang Muslim yang bertakwa tidak akan melakukan perbuatan zalim, karena ia sadar bahwa segala amalnya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Keenam, Bersedekah dan Berinfak di Jalan Allah. Allah Ta’ala berfirman,
Baca Juga: Gerhana Bulan 14 Maret 2025, Cek Daerah Mana Saja yang Melihatnya
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
“Dan mereka menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. Al-Baqarah: 3)
Sedekah dan infak adalah salah satu jalan menuju taqwa. Orang yang gemar berbagi akan memiliki hati yang lembut dan penuh kasih sayang. Ia tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi juga peduli terhadap sesama.
Selain itu, sedekah juga menjadi sarana penyucian diri dari sifat kikir dan cinta dunia. Allah menjanjikan balasan yang besar bagi mereka yang bersedekah dengan ikhlas, baik di dunia maupun di akhirat.
Ketujuh, Bersabar dalam Menghadapi Ujian. Allah Ta’ala berfirman,
Baca Juga: Metode Dakwah Rasulullah: Hikmah dan Keteladanan
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 153)
Taqwa tidak akan sempurna tanpa kesabaran. Setiap orang yang berusaha mencapai taqwa pasti akan diuji. Ujian tersebut bisa berupa musibah, kehilangan, atau kesulitan lainnya. Kesabaran dalam menghadapi ujian menunjukkan keteguhan hati dan keimanan kepada Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ
“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya ujian.” (HR. Tirmidzi No. 2396)
Baca Juga: Tantangan dan Peluang Dakwah di Era Modern
Kesabaran dalam ketaatan, dalam menjauhi maksiat, dan dalam menghadapi cobaan adalah tanda ketakwaan sejati. Orang yang sabar akan mendapatkan pertolongan Allah dan kemuliaan di sisi-Nya.
Dengan menempuh tujuh jalan ini, insyaAllah kita bisa meraih derajat taqwa yang tinggi dan mendapatkan ridha Allah Ta’ala di dunia dan akhirat.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ahlul Qur’an, Generasi Cahaya di Tengah Kegelapan