DI ERA, Di era digital, informasi mengalir begitu cepat, melintasi batas ruang dan waktu. Setiap detik, jutaan pesan tersebar melalui gawai yang kita genggam. Di tengah derasnya arus ini, dakwah Islam menemukan jalan baru: media digital. Dan di sinilah peran muslimah menjadi sangat istimewa. Muslimah bukan hanya penerima informasi, melainkan juga agen penyebar cahaya Islam yang menentramkan hati.
Seorang muslimah yang cerdas dan beriman mampu menjadikan teknologi sebagai wasilah untuk kebaikan, bukan jebakan bagi fitnah. Dalam sejarah Islam, banyak tokoh muslimah yang menjadi teladan dakwah, seperti Aisyah radhiyallahu ‘anha yang meriwayatkan ribuan hadis. Kini, tongkat estafet itu bisa diteruskan dalam bentuk baru: dakwah digital. Berikut tujuh peran penting muslimah dalam dakwah di era modern.
1. Penyampai Pesan Kebaikan Melalui Media Sosial
Media sosial adalah mimbar dakwah baru. Dengan menulis status, membagikan ayat, atau mengunggah konten islami, seorang muslimah bisa menyentuh ribuan bahkan jutaan hati. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sampaikanlah dariku walau satu ayat.” (HR. Bukhari). Ayat ini menjadi dasar kuat bahwa setiap muslimah, meski hanya memiliki sedikit ilmu, tetap bisa menyebarkan kebaikan.
Ketika muslimah menggunakan Instagram, TikTok, atau X (Twitter) untuk berbagi nasihat, itu bukan sekadar unggahan—tetapi cahaya yang bisa menyelamatkan orang dari gelapnya kebodohan.
Baca Juga: Muslimah Cerdas di Akhir Zaman
2. Teladan Akhlak di Dunia Maya
Dakwah bukan hanya kata-kata, melainkan juga akhlak. Di dunia maya, banyak orang terjebak dalam ujaran kebencian, debat tak bermanfaat, atau komentar kasar. Di sinilah muslimah dapat berperan menunjukkan akhlak mulia: menjaga lisan (tulisan), tidak membalas dengan caci maki, dan tetap menebar senyum melalui kata-kata penuh hikmah.
Setiap komentar sopan yang ditulis seorang muslimah bisa menjadi dakwah yang hidup, yang menunjukkan Islam adalah agama rahmat, bukan amarah.
3. Pendidik Keluarga di Era Digital
Dakwah terbesar seorang muslimah sebenarnya ada di dalam rumah. Di era digital, anak-anak dan suami pun terpapar gadget hampir setiap saat. Seorang muslimah berperan menjaga rumah tangga agar tidak tenggelam dalam arus negatif dunia maya.
Dengan ilmu, kesabaran, dan kasih sayang, muslimah bisa menjadi benteng moral sekaligus guru pertama yang mengenalkan nilai Islam dalam penggunaan teknologi. Ia mendidik anak agar menjadikan gawai sebagai sarana belajar, bukan sekadar hiburan.
Baca Juga: Batasan dalam Islam, Menjaga Iman, Bukan Sekadar Nyaman
4. Penulis dan Kreator Konten Islami
Dakwah di era digital membutuhkan konten yang menarik, menyentuh hati, dan menginspirasi. Muslimah dapat mengambil peran sebagai penulis artikel, pembuat video inspiratif, hingga desainer grafis dakwah.
Bayangkan, satu artikel motivasi atau satu video singkat tentang doa bisa mengubah hidup seseorang. Banyak orang yang berhijrah hanya karena menemukan postingan sederhana di dunia maya. Muslimah yang kreatif dapat menghadirkan dakwah yang relevan, menyegarkan, dan mudah dipahami generasi muda.
5. Penyemai Optimisme dan Harapan
Banyak orang di era digital yang merasa hampa meski dikelilingi kemudahan teknologi. Krisis mental, depresi, dan kegelisahan semakin meningkat. Muslimah berperan sebagai penyemai optimisme dengan kata-kata yang menguatkan.
Setiap postingan motivasi, doa, atau kisah inspiratif dari muslimah bisa menjadi obat hati bagi mereka yang rapuh. Seperti pelita di tengah kegelapan, muslimah menghadirkan harapan bahwa rahmat Allah selalu lebih luas dari segala masalah hidup.
Baca Juga: Muslimah Tangguh di Tengah Fitnah Akhir Zaman: Menjaga Iman, Hijab, dan Kehormatan
6. Pelopor Gerakan Literasi Islami
Peran muslimah tidak hanya berbicara, tetapi juga menulis. Dengan kemampuan literasi, muslimah dapat menyebarkan pengetahuan Islam yang benar dan membantah hoaks atau misinformasi agama. Di tengah banjir informasi palsu, tulisan muslimah yang ilmiah sekaligus menyejukkan akan menjadi penyeimbang.
Dakwah literasi ini bisa berupa blog, e-book, atau konten edukatif yang beredar di platform digital. Dengan begitu, muslimah tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi produsen ilmu yang bermanfaat.
7. Doa dan Dukungan Spiritual untuk Dakwah
Jangan lupakan senjata terbesar muslimah: doa. Mungkin tidak semua muslimah bisa tampil di depan layar atau menulis panjang lebar. Namun setiap muslimah bisa berdoa, mendukung para da’i, dan menjaga niat agar dakwah digital tetap ikhlas lillahi ta’ala.
Doa seorang ibu, istri, atau saudari muslimah mampu menjadi energi spiritual yang menjaga keberlangsungan dakwah di era penuh fitnah ini. Tanpa doa, dakwah kehilangan ruhnya.
Baca Juga: Tiga Perisai Kehormatan Muslimah di Era Digital
Era digital adalah ujian sekaligus peluang. Muslimah yang beriman dan cerdas tidak akan membiarkan teknologi menguasai dirinya, melainkan menjadikannya alat untuk menyebarkan cahaya Islam. Dengan menjadi penyampai pesan kebaikan, teladan akhlak, pendidik keluarga, kreator konten, penyemai optimisme, pelopor literasi, dan pendoa setia—muslimah mampu menghidupkan dakwah yang menyentuh hati manusia.
Dunia digital mungkin bising, penuh fitnah, dan sering menyesatkan. Namun di tangan muslimah yang salehah, ia bisa berubah menjadi taman dakwah yang penuh cahaya. Inilah saatnya muslimah bangkit, menorehkan peran besar di panggung sejarah digital, demi Islam yang rahmatan lil ‘alamin.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ujian Nikmat: Antara Syukur dan Kufur