Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

7 Peristiwa Penting di Bulan Rajab yang Wajib Diketahui Umat Islam

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 3 jam yang lalu

3 jam yang lalu

5 Views

Pada bulan Rajab tahun 583 H, Baitul Maqdis berhasil dibebaskan oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi setelah puluhan tahun dikuasai tentara salib.(Foto: ig)

BULAN Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang Allah muliakan. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa jumlah bulan dalam setahun adalah dua belas, dan empat di antaranya adalah bulan suci, termasuk Rajab. Kemuliaan Rajab bukan hanya sekadar nama, tetapi sarat dengan sejarah agung dan peristiwa penting yang membentuk perjalanan Islam.

Setiap kali Rajab tiba, para ulama dan orang saleh terdahulu menyambutnya dengan doa, amal shalih, dan introspeksi diri. Rajab ibarat pintu awal menuju Ramadan. Di bulan ini, iman kita diuji untuk menanam amal yang kelak akan dipanen di bulan penuh berkah. Maka, mengenal peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bulan Rajab akan menambah semangat kita untuk semakin taat kepada Allah.

Pertama, Rajab: Bulan Haram yang Dimuliakan Allah

Peristiwa pertama yang perlu kita pahami adalah penetapan Rajab sebagai bulan haram. Allah melarang peperangan dan permusuhan di bulan ini, menandakan bahwa Rajab adalah momentum untuk memperbanyak kedamaian. Dalam bulan ini, dosa dilipatgandakan dosanya, sementara amal kebaikan juga berlipat ganda pahalanya. Betapa Allah menginginkan hamba-Nya kembali kepada-Nya dengan penuh kesadaran.

Baca Juga: [POPULER MINA] Abu Ubaidah dan Global Sumud Flotilla 

Kesadaran bahwa Rajab adalah bulan haram seharusnya menggerakkan hati kita untuk lebih berhati-hati. Jangan sampai bulan yang mulia ini kita lewati dengan kelalaian. Seharusnya kita jadikan Rajab sebagai ruang untuk membersihkan diri dari noda dosa, menata niat, dan menyiapkan hati menyambut Ramadan yang sebentar lagi tiba.

Kedua, Isra’ Mi’raj: Perjalanan Agung Rasulullah SAW

Peristiwa paling monumental di bulan Rajab adalah Isra’ Mi’raj. Rasulullah ﷺ diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, lalu naik ke Sidratul Muntaha. Di sanalah beliau menerima hadiah terbesar: shalat lima waktu. Shalat bukan sekadar kewajiban, tetapi simbol kedekatan hamba dengan Rabb-nya.

Isra’ Mi’raj mengajarkan kepada kita bahwa kesulitan hidup bisa dilalui dengan ikatan spiritual yang kuat kepada Allah. Perjalanan agung ini terjadi setelah Rasulullah ditimpa kesedihan besar, yaitu wafatnya Khadijah dan Abu Thalib. Artinya, di balik kesedihan yang mendalam, Allah hadiahkan keteguhan iman. Begitu pula kita, saat rapuh, justru harus mendekat kepada Allah melalui shalat.

Baca Juga: Usia Senja, Bukan Akhir Segalanya, Teruslah Berkarya

Ketiga, Hijrah Pertama ke Habasyah

Pada Rajab tahun ke-5 kenabian, segelintir sahabat hijrah ke Habasyah demi menjaga keimanan mereka dari penindasan Quraisy. Peristiwa ini menunjukkan bahwa iman lebih berharga daripada tanah kelahiran. Mereka rela berpisah dengan keluarga, harta, dan kampung halaman demi menyelamatkan akidah.

Hijrah ke Habasyah adalah bukti bahwa iman menuntut pengorbanan. Dari peristiwa ini, umat Islam belajar bahwa menjaga keyakinan lebih utama daripada kenyamanan hidup. Iman tidak boleh ditukar dengan dunia yang fana, betapapun beratnya rintangan yang harus dihadapi.

Keempat, Perang Tabuk: Ujian Kesetiaan

Baca Juga: Tiga Muslimah, Satu Bendera, dan Seruan Kemanusiaan dari “Titik Nol Kilometer” untuk Palestina

Persiapan Perang Tabuk juga disebut berlangsung di bulan Rajab tahun ke-9 Hijriah. Perang ini sangat berat: jarak jauh, musim panas terik, dan logistik terbatas. Namun, kaum Muslimin tetap berangkat bersama Rasulullah. Inilah ujian besar yang memisahkan siapa yang benar-benar ikhlas berjihad dan siapa yang hanya berpura-pura beriman.

Perang Tabuk memberi pelajaran penting bahwa perjuangan di jalan Allah bukan jalan yang penuh kemewahan. Ia penuh tantangan dan pengorbanan. Namun, kemenangan sejati bukanlah pada hasil materi, melainkan pada keikhlasan hati yang tetap teguh di jalan Allah meskipun penuh kesulitan.

Kelima, Pembebasan Baitul Maqdis oleh Shalahuddin

Pada bulan Rajab tahun 583 H, Baitul Maqdis berhasil dibebaskan oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi setelah puluhan tahun dikuasai tentara salib. Peristiwa ini adalah momen bersejarah yang menegaskan bahwa Al-Aqsha adalah bagian dari identitas umat Islam.

Baca Juga: Hijrah Muslimah: Dimulai dari Niat, Dikuatkan dengan Ikhlas

Shalahuddin bukan hanya panglima perang, tetapi simbol persatuan dan kekuatan iman. Kemenangannya di bulan Rajab mengingatkan umat Islam bahwa selama mereka berpegang teguh pada agama dan bersatu, maka pertolongan Allah akan datang. Peristiwa ini masih relevan hingga hari ini, terutama melihat kondisi Palestina yang terus dijajah.

Keenam, Wafatnya Tokoh Besar Islam

Bulan Rajab juga mencatat wafatnya tokoh besar Islam, di antaranya Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu, panglima yang dijuluki “Pedang Allah yang Terhunus”. Hidup beliau adalah kisah tentang keberanian, strategi, dan dedikasi penuh untuk Islam. Meski wafat di ranjang, bukan di medan perang, warisannya berupa semangat jihad tetap hidup hingga kini.

Ketujuh, Rajab sebagai Persiapan Menyambut Ramadan

Baca Juga: Kepemimpinan Umar Bin Khattab Saat Krisis dan 5 Langkah Solutif Bangun Kepercayaan Menurut Islam

Para ulama menggambarkan Rajab sebagai bulan menanam, Sya’ban bulan menyiram, dan Ramadan bulan memanen. Artinya, siapa yang ingin mendapat Ramadan penuh berkah, hendaknya ia bersungguh-sungguh memperbaiki diri sejak Rajab. Doa yang sering dipanjatkan adalah: “Allahumma barik lana fi Rajab wa Sya’ban wa ballighna Ramadan.”

Rajab adalah bulan penuh makna. Ia bukan sekadar nama dalam kalender hijriah, melainkan bulan penuh sejarah, pengorbanan, dan kemenangan. Mengetahui tujuh peristiwa penting di bulan Rajab seharusnya membuat kita semakin sadar: perjalanan Islam penuh dengan pelajaran, dan kita sebagai umatnya berkewajiban meneruskan perjuangan itu dengan iman, amal, dan doa.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Teka-Teki Hudzaifah dan Kecerdasan Ali Bin Abi Thalib

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Feature
MINA Preneur
Tausiyah