Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

7 Rahasia Hidup Bertetangga dalam Islam

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Berbuat baik kepada tetangga adalah cerminan kuatnya iman (foto: ig)

HIDUP bertetangga adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial manusia. Dalam Islam, hubungan dengan tetangga bukan sekadar interaksi biasa, tetapi memiliki nilai ibadah yang sangat dianjurkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menekankan pentingnya menjaga hak-hak tetangga hingga Jibril terus-menerus mengingatkannya seolah-olah tetangga akan mendapatkan hak waris. Hal ini menunjukkan bahwa membangun hubungan yang baik dengan tetangga merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman.

Dengan menjalin hubungan yang harmonis, saling membantu, serta menjauhi segala bentuk gangguan, seorang Muslim akan menciptakan lingkungan yang penuh keberkahan dan kasih sayang. Oleh karena itu, memahami dan mengamalkan adab bertetangga dalam Islam adalah kunci untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang damai dan diridhai Allah. Berikut penjelasan tujuh rahasia tersebut.

Pertama, Berbuat Baik kepada Tetangga. Berbuat baik kepada tetangga mencerminkan kesempurnaan iman seseorang. Dalam Islam, tetangga memiliki hak yang harus dipenuhi, baik berupa bantuan materi, nasihat, maupun sekadar sikap ramah. Berbuat baik kepada tetangga juga menciptakan keharmonisan dalam masyarakat dan mencegah permusuhan.

Dalam kehidupan sehari-hari, perbuatan baik ini bisa berupa berbagi makanan, menjenguk saat sakit, atau sekadar menyapa dengan senyuman yang tulus. Jika seorang Muslim mampu berbuat baik kepada tetangganya, maka hal tersebut akan menjadi sumber keberkahan dalam hidupnya.

Baca Juga: Doa Berlindung dari Empat Perkara

Islam sangat menekankan pentingnya berbuat baik kepada tetangga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ayat Al-Qur’an juga menegaskan hal ini:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh…” (Qs. An-Nisa: 36)

Baca Juga: Kutamaan Lailatul Qadar, Tadabbur Surat Al-Qadar

Kedua, Tidak Mengganggu Tetangga. Gangguan terhadap tetangga, baik secara fisik maupun verbal, merupakan dosa besar dalam Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan menegaskan bahwa seseorang yang mengganggu tetangganya dengan perbuatan atau perkataan buruk tidak akan mendapatkan kesempurnaan iman. Menghindari gangguan bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuat kebisingan yang mengganggu ketenangan, serta tidak menyebarkan fitnah yang dapat merusak hubungan bertetangga. Dengan sikap yang baik dan menjaga diri dari menyakiti orang lain, seseorang akan mendapatkan kedamaian dalam hidupnya.

Seorang Muslim harus menjaga akhlaknya agar tidak menyakiti tetangganya, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ. قِيلَ: وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman!” Para sahabat bertanya, ‘Siapa, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.'” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga, Saling Membantu dan Menolong. Islam menekankan konsep ukhuwah dan solidaritas sosial, di mana setiap Muslim harus saling tolong-menolong, termasuk dalam lingkungan bertetangga. Ketika tetangga mengalami kesulitan, seorang Muslim yang baik akan hadir untuk memberikan bantuan sesuai kemampuannya.

Baca Juga: Ramadhan Momen Refleksi Diri

Tidak harus berupa bantuan besar, tetapi bisa dimulai dari hal kecil, seperti menolong tetangga saat membutuhkan sesuatu atau sekadar memberikan dukungan moral. Dengan menanamkan sikap peduli terhadap tetangga, maka lingkungan akan terasa lebih nyaman dan penuh kasih sayang.

Dalam Islam, tetangga adalah orang terdekat yang harus diperhatikan, terutama dalam keadaan sulit. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ

“Tidaklah beriman seseorang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan.” (HR. Thabrani)

Oleh karena itu, seorang Muslim harus peduli terhadap tetangganya dan berusaha membantunya jika dalam kesulitan.

Baca Juga: Al-Jama’ah dalam Perspektif Sejarah Islam

Keempat, Menjaga Rahasia dan Aib Tetangga. Menjaga rahasia dan aib tetangga adalah bagian dari menjaga kehormatan sesama Muslim. Allah Ta’ala mengutuk orang-orang yang suka menyebarkan keburukan orang lain karena hal itu dapat merusak keharmonisan sosial. Setiap orang pasti memiliki kekurangan, dan tugas seorang Muslim adalah menutupinya, bukan menyebarkannya.

Jika seseorang mengetahui rahasia atau kekhilafan tetangganya, ia seharusnya menasihati secara pribadi, bukan menjadikannya bahan pembicaraan di lingkungan. Dengan sikap ini, kepercayaan antar tetangga akan semakin kuat dan terjaga. Salah satu adab dalam hidup bertetangga adalah menjaga rahasia dan aib mereka. Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Sesungguhnya orang-orang yang suka agar perbuatan keji itu tersebar di kalangan orang-orang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan akhirat.” (Qs. An-Nur: 19)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

Baca Juga: Pada Bulan Ramadhan Syaitan Pun Dibelenggu

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Barang siapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

Kelima, Bersikap Ramah dan Saling Menebar Salam. Sikap ramah dan menebarkan salam kepada tetangga bukan hanya sekadar adab sosial, tetapi juga sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Salam adalah doa keselamatan yang dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan mempererat hubungan.

Senyuman yang tulus dan sapaan yang hangat dapat mencairkan ketegangan serta menciptakan suasana yang nyaman dalam lingkungan bertetangga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bahwa kebaikan sekecil apa pun, termasuk tersenyum kepada tetangga, memiliki nilai pahala yang besar di sisi Allah

Senyum dan sapaan yang baik dapat mempererat hubungan bertetangga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga: Paradoks Korupsi di Negeri Religius

لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

“Janganlah meremehkan kebaikan sekecil apa pun, walaupun hanya dengan wajah yang tersenyum saat bertemu saudaramu.” (HR. Muslim)

Allah juga memerintahkan kaum Muslimin untuk saling menebar salam,

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً

“Apabila kamu memasuki rumah, maka berilah salam kepada penghuni-penghuninya dengan salam yang penuh berkah dan baik dari Allah.” (Qs. An-Nur: 61)

Keenam, Menjaga Hak dan Kewajiban sebagai Tetangga. Setiap individu memiliki hak dan kewajiban dalam kehidupan bertetangga. Hak tetangga mencakup perlindungan dari gangguan, bantuan saat membutuhkan, serta kepedulian dalam suka dan duka. Sebaliknya, kewajiban seorang Muslim terhadap tetangganya adalah memastikan hak-hak tersebut terpenuhi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bahwa hubungan baik dengan tetangga tidak hanya membawa kebahagiaan di dunia, tetapi juga menjadi salah satu faktor yang menentukan kesuksesan seseorang di akhirat. Oleh karena itu, memahami dan menjalankan hak serta kewajiban sebagai tetangga adalah bagian dari ibadah yang tidak boleh diabaikan.

Baca Juga: Banjir Bekasi 2025: Analisis Penyebab, Dampak, dan Solusinya

Setiap Muslim memiliki hak dan kewajiban terhadap tetangganya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

حَقُّ الْجَارِ إِذَا اسْتَقْرَضَكَ أَقْرَضْتَهُ، وَإِذَا اسْتَعَانَكَ أَعَنْتَهُ، وَإِذَا افْتَقَرَ أَعَنْتَهُ، وَإِذَا مَرِضَ عُدْتَهُ، وَإِذَا أَصَابَهُ خَيْرٌ هَنَّأْتَهُ، وَإِذَا أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ عَزَّيْتَهُ، وَإِذَا مَاتَ اتَّبَعْتَ جِنَازَتَهُ

Hak tetangga adalah jika ia meminta pinjaman, engkau memberinya. Jika ia meminta bantuan, engkau menolongnya. Jika ia miskin, engkau membantunya. Jika ia sakit, engkau menjenguknya. Jika ia mendapat kebahagiaan, engkau mengucapkan selamat. Jika ia mendapat musibah, engkau menghiburnya. Jika ia meninggal, engkau mengantarkan jenazahnya.” (HR. Thabrani)

Ketujuh, Tidak Dengki dan Hasad kepada Tetangga. Dengki dan iri hati adalah penyakit hati yang dapat merusak hubungan bertetangga. Islam melarang seorang Muslim merasa iri terhadap rezeki atau keberhasilan orang lain, karena setiap orang telah diberikan nikmat sesuai dengan ketetapan Allah Ta’ala.

Sebaliknya, seorang Muslim seharusnya merasa bahagia jika melihat tetangganya mendapatkan kebaikan, serta selalu mendoakan agar dirinya dan orang lain mendapatkan keberkahan. Dengan menghilangkan rasa dengki, seseorang akan hidup lebih tenang, terhindar dari permusuhan, dan mendapatkan ketenangan hati yang hakiki.

Baca Juga: Ramadhan Kesempatan Emas Meraih Berkah Ilahi yang Tak Boleh Anda Lewatkan!

Dengki terhadap tetangga adalah penyakit hati yang dilarang dalam Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ

“Hindarilah hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)

Allah juga berfirman,

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ

“Janganlah kamu iri terhadap apa yang Allah karuniakan kepada sebagian dari kamu lebih banyak daripada yang lain.” (Qs. An-Nisa: 32)

Baca Juga: Sejarah Palestina, Dari Masa Kejayaan Hingga Konflik Berkepanjangan

Hidup bertetangga dalam Islam bukan hanya sekadar hubungan sosial, tetapi juga bagian dari ibadah yang bernilai pahala. Dengan menjaga akhlak terhadap tetangga, seseorang bukan hanya mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, tetapi juga menjadi cerminan dari keindahan ajaran Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bahwa hak-hak tetangga harus dijaga dengan baik, mulai dari tidak menyakiti, membantu, hingga menjaga silaturahmi. Semua ini akan menciptakan lingkungan yang harmonis, penuh kasih sayang, dan diridhai oleh Allah.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: 5 Tips Ampuh Memperkuat Aqidah di Era Modern

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Breaking News
Amerika