Raleigh, North Carolina, 12 Jumadil Akhir 1438/12 Maret 2017 (MINA) – Acara open house di Islamic Association of Raleigh, Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (11/3) waktu setempat menarik lebih dari 700 pengunjung.
Tanda merah, putih, dan biru dengan bendera AS dan ikhtisar ‘Negeri Paman Sam’ menyambut tamu di Islamic Center dengan sapanduk bertuliskan “Meet Your Fellow American Muslims” dalam huruf besar pada bagian atas.
“Tantangannya adalah, bagi kebanyakan orang Amerika dan sebagian besar orang, pandangan mereka tentang Islam terbentuk melalui lensa terorisme,” kata Imam Islamic Association of Raleigh, Mohamed AbuTaleb, seperti dilaporkan WNCN dikutip MINA.
“Membuka pintu kami adalah bagian dari apa yang membuat komunitas ini kaya dan bersemangat. Dengan membuka pintu kami percaya sebagai bagian dari visi, esensi dari apa yang para Founding Fathers impikan dalam mendirikan negara ini meskipun kita sudah dalam perjalanan panjang dan terus mencapai beberapa ide,” ujarnya.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Bagi kami hari ini, ini adalah bagian dari menjadi Muslim sesungguhnya, bagian dari ibadah dan pengabdian kami kepada Allah,” tambah Imam AbuTaleb.
Imam AbuTaleb, yang meraih gelar PhD di bidang teknik listrik dari Massachusetts Institute of Technology selain menjadi seorang sarjana Muslim, menghabiskan lebih dari satu jam menjawab pertanyaan para tamu sebelum mereka bergabung dengan tuan rumah untuk perjamuan makanan dari negara-negara Muslim di seluruh dunia.
Beberapa kelompok dari berbagai gereja setempat berkeliling sekitar masjid bersama peserta lain yang ingin tahu tentang Islam dan tetangga Muslim mereka. Para peserta mengamati jemaah menunaikan salat zuhur dan mendengarkan bacaan Al-Quran.
Sekitar 20 anggota jemaat dari Holy Trinity Lutheran Church bergabung pendeta senior Sharon Taylor untuk open house.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
“Kami sedang berusaha menghapus hambatan dan mencoba memahami agama-agama lain dan memahami orang-orang dengan kebudayaan yang berbeda. Memulai dengan percakapan dan mencoba memahami tentang satu sama lain,” kata Taylor.
“Ini luar biasa. Keramahan mereka (Muslim) sungguh mengagumkan dan ini merupakan kesempatan bagi kita untuk berkumpul dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,” tambah Taylor. (R11/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara
Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat