Jakarta, MINA – Lebih dari 75 lembaga filantropi dan komunitas kemanusiaan membentuk perkumpulan filantropi bernama Filantropi Muda Indonesia (FMI).
Salah satu tujuan utama dari perkumpulan tersebut adalah, sebagai sarana untuk menyatukan visi, sinergitas dan kolaborasi antar lembaga filantropi yang ada di Indonesia.
” Kami berharap kehadiran Filantropi Muda Indonesia ini, bisa menjadikan sebuah kekuatan yang selama ini bersifat individu, lembaga menjadi sebuah kekuatan dalam semangat kebersamaan yang bisa berkelanjutan untuk membangun negeri ini,” kata Ahmad Zaki , Ketua Perumus Filantropi Muda Indonesia dalam acara soft Launching di Jalan Veteran, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (26/9).
Lanjut kata Ahmad Zaki, pembentukan FMI tersebut merupakan momentum yang luar biasa bagi para pegiat sosial kemanusiaan. Pasalnya, perkumpulan ini ke depannya bisa membantu berbagai gerakan kepedulian di Indonesia agar misi kebaikan terwujud, sehingga lembaga filantropi menjadi lebih kokoh dan berdampak kepada masyarakat.
Baca Juga: Shuling Kota Sabang, Ustaz Arif Ramdan Ajak Jamaah Peduli Masjid Al-Aqsa
Demi kematangan ide, visi dan misi, tambah Zaki, ide perumusan untuk mendirikan FMI ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
“Alhamdulillah perkumpulan ini terbentuk setelah sebelumnya dalam satu tahun belakangan ini kami saling komunikasi dan membuat pertemuan untuk mematangkan visi dan misi bersama,” ujarnya.
Pendiri Dompet Dhuafa, Erie Sudewo mengatakan, tentang bagaimana nilai, ruh dan culture sebagai salah satu hal penting dalam merawat organisasi.
Dengan demikian, katanya, hal itu bisa meneguhkan sikap kita dalam mengentaskan kemiskinan dan pembangunan masyarakat di Indonesia.
Baca Juga: Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bahaya Judi Online Dikebut
“Kejujuran dengan disertai iman merupakan nilai dan perilaku yang sangat penting dalam membangun peradaban. Ketika membangun peradaban tanpa iman, maka kita membangun peradaban materi,” tutur Erie.
Ia menyarankan kepada filantropi muda untuk belajar ekonomi syariah serta membuat program yang masterpiece dalam menyalurkan program.
Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Fairuz Ahmad yang dikenal akrab oleh para relawan kemanusiaan mengatakan, bahwa menjadi relawan itu harus memahami situasi dan kondisi. Dengan demikian semua persoalan di lapangan bisa teratasi.
“Menjadi Relawan Kemanusiaan tentunya perlu memperhatikan kapan mereka harus ngegas dan kapan mereka harus mengerem,” ucapnya singkat.
Baca Juga: Rakor Haji untuk Maksimalkan Penyelenggaraan Tahun Depan
Turut hadir juga di acara tersebut Anang Herdiana selaku Ketua Panitia dan Ardhi Maulana dari Project Manager 3 Forum Zakat (FOZ). Sementara itu hadir juga perwakilan dari lembaga flantropi dan komunitas sosial kemanusiaan dari berbagai daerah baik Jakarta, Bogor, Karawang, Sukabumi, Pandeglang, Bandung, Riau maupun kota lainnya .
FMI ini terbentuk berawal dari berkumpulnya puluhan lembaga filantropi maupun Komunitas sosial kemanusiaan yang masih berusia sangat muda di akhir September 2021 .
Dalam beberapa kali pertemuan para anggota lembaga dan komunitas tersebut belajar bersama sama mengikuti berbagai kegiatan Capacity Buidling yang tergabung dalam suatu forum bernama “Belajar Bareng”, suatu wadah edukasi serta silaturahim dan komunikasi antar filantropist muda.
Filantropi Muda Indonesia adalah wadah berhimpunnya sejumlah lembaga flantropi Start Up dalam menyelesaikan problematika kemanusiaan yang ada dimasyarakat melalui percepatan kolaborasi kebaikan dan berjejaring.
Baca Juga: Menag Ajak Ribuan Jamaah Umrah Doakan Kemajuan Indonesia dan Perjuangan Palestina
FMI ini mengusung visi menjadi perkumpulan filantropi yang profesional dan terpercaya ditingkat Asia melalui peningkatan produktivitas anggotanya. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wali Santri Ponpes Al-Fatah Samarinda Serahkan Donasi Pembangunan RSIA di Gaza