Yerusalem, MINA – Sekitar 75 pejuang kemerdekaan Palestina yang ditahan di Israel melakukan aksi mogok makan terbuka dalam solidaritas terhadap dua tahanan administratif Khalil Awawdeh dan Raed Rayyan, Wafa melaporkan Ahad (24/7).
Hasan Abed Rabbo, juru bicara Komisi Urusan Tahanan, mengatakan, Rayyan telah melakukan mogok makan selama 109 hari menuntut diakhirinya penahanan administratif ilegal Israel yang tanpa tuduhan atau pengadilan.
Sementara Khalil Awawdeh dari kota Idna di distrik Hebron, Tepi Barat selatan, telah melakukan mogok makan selama 23 hari sebagai protes atas penahanan administratifnya yang berkepanjangan tanpa dakwaan atau pengadilan.
Bulan lalu, Awawdeh membatalkan mogok makannya setelah diyakinkan oleh otoritas penjara Israel, penahanan administratifnya tidak akan diperpanjang, tetapi ia melanjutkan mogok makan sepekan kemudian setelah pendudukan mengingkari janjinya.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Penahanan administratif memungkinkan Israel menahan warga Palestina tanpa tuduhan atau pengadilan untuk interval yang dapat diperbarui, biasanya berkisar antara tiga dan enam bulan berdasarkan bukti yang tidak diungkapkan, bahkan pengacara tahanan dilarang menjenguk.
Saat ini, Israel menahan lebih dari 680 warga Palestina dalam penahanan administratif, kebanyakan dari mereka adalah mantan tahanan yang menghabiskan bertahun-tahun di penjara karena perlawanan mereka terhadap pendudukan.
Amnesty International menggambarkan penahanan administratif sebagai “praktik yang kejam dan tidak adil, mempertahankan sistem apartheid Israel terhadap warga Palestina. (T/RE1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang