Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

8 Fakta Mohammad Deif, Komandan Al-Qassam yang Pimpin Operasi Badai Al Aqsa

Rendi Setiawan - Jumat, 13 Oktober 2023 - 16:19 WIB

Jumat, 13 Oktober 2023 - 16:19 WIB

62 Views

Gaza, MINA – Mohammad Deif, seorang komandan sayap militer gerakan perlawanan Hamas di Palestina menjadi buah bibir media-media Israel, dan bahkan media internasional.

Mohammad Deif bukanlah orang sembarangan. Sejak 2 dekade terakhir, Deif memuncaki daftar target pembunuhan Israel. Meski demikian, Deif selalu lolos, meski meninggalkan luka berat.

Berikut ini 8 fakta Mohammad Deif, komandan Al Qassam yang memimpin operasi Badai Al Aqsa 2023:

1. Lahir di kamp pengungsi

Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat

Mohammad Deif merupakan seorang pejuang Palestina dan komandan militer tertinggi Brigade Izzuddin Al Qassam, sayap militer Hamas.

Deif lahir pada tahun 1965 di Kamp Pengungsi Khan Younis di Jalur Gaza yang didirikan setelah Perang Arab-Israel tahun 1948.

Mohammad Deif terlahir dengan nama Mohamad Diab Ibrahim Al-Masri. Setelah bergabung dengan Hamas pada 1990, ia kemudian dikenal sebagai Mohammad Deif (Deif yang berarti tamu dalam Bahasa Arab).

2. Dicari Israel sejak 1995

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Deif menjadi sosok paling dicari Israel selama puluhan tahun sejak 1995. Deif diburu karena keterlibatannya dalam serangkaian serangan cepat nan mematikan terhadap Israel.

Deif sempat ditangkap saat meletusnya intifada pertama pada Mei 1989, dijatuhi hukuman 16 bulan penjara. Bebas pada 1991, Deif bergabung dengan Brigade Al Qassam.

“Mohammad Deif kemudian pergi ke bawah tanah. Foto-fotonya sejak itu sangat langka dan tidak ada yang terlihat dalam dekade terakhir,” tulis laporan Global Research.

3. Hanya 2 tokoh yang tahu keberadaan Deif

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Menurut Global Research, hanya dua tokoh penting Hamas yang tau di mana Deif berada dan hanya satu orang yang bisa kontak langsung dengannnya, yaitu Ismail Haniyah.

4. Mengubah Brigade Al Qassam menjadi pasukan modern

Khaled Al-Azbat, seorang perencana operasi di Al Qassam, mengatakan kepada Al-Ahram Weekly, komandannya berhasil membentuk kembali Brigade tersebut menjadi pasukan modern, dengan formasi dan garis komando yang sangat mirip dengan tentara tetap yang ditemukan di Al Qassam.

Ada divisi mulai dari batalyon, kompi dan peleton hingga pasukan operasi khusus hingga unit persenjataan. Ia bahkan mengembangkan bentuk akademi militer dengan departemen studi, penelitian, dan perencanaan militer. Itu lima tahun yang lalu.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

5. Peletak dasar pembuatan senjata bagi pejuang Palestina

Pada 14 tahun yang lalu, Deif meletakkan dasar bagi pembuatan senjata untuk perlawanan dan, khususnya, roket setelah penyelundupan ke Gaza menjadi semakin sulit.

Menurut Al-Azbat, Deif memanfaatkan periode Musim Semi Arab untuk merekayasa perubahan kualitatif dalam kapasitas persenjataan Hamas, yang saat ini menjadi target Israel, “meskipun Israel tak akan pernah berhasil menghancurkan mereka, tak peduli seberapa keras berusaha.”

Deif juga menerapkan pelajaran yang didapat dari perlawanan dalam perang di Lebanon, dan mengambil manfaat dari teknologi Iran dalam pembuatan senjata meskipun ada pembatasan internasional.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

6. Israel selalu gagal membunuh Deif

Tak hanya sulit ditemukan, Deif juga ternyata sangat sulit dibunuh oleh tentara Israel. Sampai-sampai, Deif memiliki julukan yang sangat terkenal di media-media Barat, yaitu the cat with nine lives atau Kucing 9 Nyawa.

Pada tahun 2001, Israel mulai melakukan percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Usaha berikutnya dilakukan setahun kemudian saat helikopter Apache menembakkan dua rudal ke arah kendaraannya.

Tak sampai di situ, sebuah pesawat Israel juga mencoba membunuh Deif dan beberapa pemimpin Hamas di sebuah rumah di Gaza, tahun 2003. Akan tetapi, rudal justru menghantam sasaran yang salah.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

7. Memimpin Al Qassam sejak 2002

Deif tampil sebagai pemimpin Brigade Qassam sejak 2002, setelah pemimpin sebelumnya, Syaikh Salah Shahadeh syahid akibat serangan udara Israel.

Ia selama ini menjadi buron Israel selama hampir 2 dekade terakhir. Pria berusia 58 tahun itu mengalami lumpuh setelah mengalami luka parah dalam sebuah serangan Israel, yang turut menewaskan istri dan anak laki-lakinya yang masih bayi.

Menurut Jerusalem Post, upaya Israel terbaru untuk membunuh Deif adalah selama Operasi Penjaga Tembok pada Mei 2021 lalu.

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

8. Pimpin Operasi Badai Al Aqsa

Mohammad Deif memimpin operasi pejuang Palestina terbaru yang diberi nama Operasi Badai Al Aqsa. Operasi ini sukses membobol sistem pertahanan Israel yang diklaim terkuat di dunia. (A/R2/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian

Rekomendasi untuk Anda