London, MINA – Hampir sembilan dari sepuluh (88%) investigasi militer Israel atas kejahatan perang atau pelanggaran yang dilakukan di Gaza dan Tepi Barat berakhir tanpa ditemukannya kesalahan atau masih belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Hal ini berdasarkan data baru yang dibagikan pada Sabtu (2/8) oleh pemantau konflik yang berbasis di Inggris, Action on Armed Violence (AOAV). Demikian dilansir dari Quds News Network (QNN).
Statistik ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang apa yang digambarkan para peneliti sebagai “pola impunitas”, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan sejumlah besar kematian warga sipil.
Di antara investigasi yang belum terselesaikan adalah pembunuhan setidaknya 112 warga Palestina yang sedang mengantre tepung di Kota Gaza pada Februari 2024.
Baca Juga: Demo di Beberapa Kota di Eropa Protes Genosida dan Kelaparan di Gaza
Kasus lain yang masih tertunda adalah serangan udara Israel di sebuah kamp tenda di Rafah pada bulan Mei yang menewaskan 45 orang dalam kebakaran besar.
Insiden ketiga yang belum terselesaikan terjadi pada 1 Juni, ketika pasukan Israel menembaki warga Palestina yang mencoba mengumpulkan bantuan makanan di Rafah. Tiga puluh satu orang syahid. Para saksi mata mengatakan bahwa pasukan Israel menembak langsung ke arah warga sipil, tetapi militer Israel pada saat itu membantah laporan tersebut dengan menyebutnya “palsu”. Namun, kemudian mereka mengeklaim bahwa insiden tersebut “masih dalam peninjauan.”
AOAV melacak 52 kasus antara Oktober 2023 dan akhir Juni 2025 di mana militer Israel menyatakan telah atau akan meluncurkan investigasi atas laporan tentang cedera warga sipil atau pelanggaran lainnya oleh pasukannya.
Insiden-insiden itu mengakibatkan kematian 1.303 warga Palestina dan cedera pada setidaknya 1.880 lainnya. Namun, hanya satu kasus yang berujung pada vonis dan hukuman penjara.
Baca Juga: Puluhan Ribu Warga Israel Demo Tuntut Pertukaran Tahanan
Pada Februari 2025, seorang anggota cadangan dijatuhi hukuman tujuh bulan penjara atas penganiayaan berat di pusat penahanan Sde Teiman, di mana ia berulang kali menyerang dan mengikat tahanan Palestina dengan mata tertutup menggunakan tinjunya, tongkat, dan senapan serbunya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemimpin Badui Gaza: Distribusi Bantuan AS-Israel Berlumuran Darah