Jakarta, MINA – Isu kontaminasi bahan radioaktif kembali menjadi sorotan di Indonesia setelah muncul kabar pengiriman bubuk seng (zinc powder) dari Filipina yang terdeteksi mengandung zat radioaktif, hingga memengaruhi kesehatan sembilan warga Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi bahwa sembilan orang yang terkontaminasi isotop tersebut semuanya telah pulih sepenuhnya. Insiden bubuk seng ini menambah daftar panjang kekhawatiran terkait radioaktif yang sebelumnya ditemukan pada skrap logam di kawasan industri Banten.
Kasus ini diselidiki setelah terungkap bahwa pengiriman bubuk seng tersebut dilakukan oleh perusahaan dagang asal Tiongkok dengan kantor di Filipina.
Hal ini terjadi hanya sepekan setelah Indonesia mengambil langkah serius menghentikan impor skrap logam. Langkah ini menyusul deteksi Cesium-137 dalam udang beku dan cengkeh yang dikirim dari Indonesia pada Agustus lalu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), mengutip data US Food and Drug Administration (FDA), Sabtu (18/10).
Baca Juga: Gubernur Muzakir Kenalkan Maskapai Aceh Airlines, Perusahaan Arab Siap Investasi
Pada September lalu, penyelidikan di Indonesia juga telah menemukan Cesium-137 di pusat pengolahan logam yang memasok bahan konstruksi di kawasan industri Cikande, Banten. Perusahaan udang beku yang kasusnya dideteksi FDA juga diketahui berlokasi berdekatan dengan kawasan industri tersebut, semakin menguatkan dugaan adanya penyebaran.
Di sisi lain, Pemerintah Filipina menyatakan akan menyelidiki sumber kontainer bubuk seng tersebut, seraya memastikan bahwa kasus ini adalah kontaminasi yang terisolasi dan tidak berisiko meluas, melansir Straits Times.
Menteri Sains dan Teknologi Filipina, Renato Solidum Jr, memastikan kontainer yang akan kembali ke Manila akhir Oktober ini belum dibuka, tidak ada radiasi terdeteksi di luar wadah, dan tidak ada risiko bagi awak kapal. Kontainer tersebut nantinya akan diperiksa dan dikembalikan ke gudang aman.
Pemerintah Filipina kini sedang menyelidiki fasilitas pemrosesan baja yang diduga memasok bubuk seng kepada eksportir Tiongkok. Eksportir yang disorot adalah Zannwann International Trading, yang berkantor di Meycauayan City, Bulacan.
Baca Juga: 11 Desa Aceh Selatan Terendam Banjir, Warga Terisolasi
Filipina juga telah berkoordinasi dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai masalah ini. Solidum mengatakan kelompok antar-lembaga, yang mencakup Departemen Sains dan Teknologi dan Institut Penelitian Nuklir Filipina, sedang menangani serius masalah ini.
Cesium-137 sendiri adalah radionuklida buatan yang berbahaya dan merupakan produk sampingan dari proses fisi nuklir. Menurut US Centres for Disease Control and Prevention (CDC), paparan terhadap isotop ini dapat meningkatkan risiko kanker.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lonjakan Pasien ISPA di RS Paru Bandung, Dokter Minta Warga Waspada