Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

91 Tenaga Kesehatan Haji Jabar Ikuti Pelatihan Intensif Jelang Musim Haji 2025

Rana Setiawan Editor : Ali Farkhan Tsani - 32 detik yang lalu

32 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi Jamaah haji Indonesia. (Foto: Setkab)

Jakarta, MINA — Menjelang musim haji 1446 Hijriah, kesiapan tenaga kesehatan menjadi sorotan. Di tengah berkurangnya jumlah petugas tahun ini, sebanyak 91 petugas dari Jawa Barat (Jabar) tetap menjalani pelatihan intensif demi memastikan layanan kesehatan jamaah tetap prima sepanjang perjalanan haji.

Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto dengan metode blended learning, menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka.

Dalam keterangan tertulis Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI, Rabu (9/4), kegiatan itu diikuti oleh 57 petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan pada 9–15 April 2025, serta 34 anggota Tim Kesehatan Haji Kloter (TKHK) Jawa Barat yang dijadwalkan mengikuti pelatihan hingga 17 April 2025.

Tujuan dari pelatihan ini tak hanya sekadar membekali teknis dan prosedur medis, tetapi juga membentuk kesiapan mental dan fisik para petugas dalam menghadapi berbagai tantangan di Tanah Suci—mulai dari suhu ekstrem hingga beban kerja tinggi selama mendampingi jamaah Indonesia menjalankan ibadah haji.

Baca Juga: Operasi Ketupat 2025 Sukses Tekan Angka Kecelakaan

Pelaksana Tugas Direktur Mutu SDM Kesehatan, Oos Fatimah Rosyati, dalam sambutannya menegaskan bahwa misi para petugas kesehatan haji bukanlah sekadar rutinitas medis, melainkan panggilan tugas yang luhur dan penuh tanggung jawab.

“Tugas mulia ini menuntut dedikasi dan profesionalisme tinggi. Pelayanan kesehatan yang optimal adalah bentuk pengabdian nyata kepada para tamu Allah,” ungkap Oos.

Ia juga menekankan pentingnya kerja kolaboratif lintas profesi demi pelayanan yang lebih terkoordinasi, berorientasi pada kepentingan bersama, bukan individu.

Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo, yang membuka pelatihan secara daring pada 9 April 2025, menyoroti pengurangan jumlah petugas kesehatan secara drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 4.700 petugas, kini hanya tersedia 2.110 personel yang akan mengawal lebih dari 200 ribu jamaah haji asal Indonesia.

Baca Juga: Banjir Rob Hambat Lalin Jalur Demak–Semarang

“Keterbatasan jumlah bukan alasan untuk menurunkan kualitas. Justru ini adalah tantangan agar kita bekerja lebih efektif dan saling menguatkan,” tegas Liliek.

Ia berharap pelatihan ini dapat menjadi sarana pembekalan menyeluruh—baik dalam aspek medis, koordinatif, hingga pelayanan empatik—agar seluruh jamaah dapat menjalankan ibadah dengan aman dan sehat.

Pelatihan tersebut menjadi bagian penting dari strategi nasional dalam menjaga kualitas layanan kesehatan haji di tengah dinamika global dan lokal, termasuk keterbatasan sumber daya manusia. Para peserta dibimbing oleh fasilitator berpengalaman yang akan mengajarkan berbagai skenario medis di lapangan, sistem koordinasi darurat, serta manajemen psikososial dalam pelayanan haji.

Dengan pelatihan ini, Indonesia berharap mampu mengirimkan tim kesehatan haji yang tangguh, responsif, dan siap siaga mengawal ibadah jutaan umat dengan integritas dan pengabdian tanpa batas. []

Baca Juga: Salim A Fillah: Bela Gaza dengan Penghentian Genosida, Bukan Evakuasi

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda