Montreal, 20 Rabi’ul Awwal 1437/1 Januari 2016 (MINA) – Pemerintah China dilaporkan memaksa diaspora Uighur di luar negeri untuk menjadi “agen” intelijen buat memata-matai tokoh Uighur di luar negeri, termasuk pemimpin ternama seperti Rebiya Kadeer.
Sebagaimana dilansir Yahoo, Erkin Kurban, warga Uighur China, juga mengaku dihadapkan pada pilihan sulit ketika pulang pada April 2013. Setiba di Xinjiang setelah 13 tahun berada di Kanada, dia resah karena tidak bisa menemukan keluarganya. Demikian Yahoo yang dikutip Mi’raj Islamic news Agency (MINA), Jumat.
Ibunya Erkin Kurban yang berusia 85 tahun juga tidak dia dapati di rumahnya. Setelah tiga hari berada di Xinjiang, Kurban dipanggil dan diinterogasi polisi. Dia hanya memiliki dua pilihan: menjadi mata-mata China di Kanada atau tidak pernah melihat keluarganya lagi.
“Selama 90 menit mereka meminta informasi mengenai Kadeer,” katanya. “Mereka ingin tahu apa yang dilakukan Kadeer dan apa proyek yang dia rencanakan. Dia bertanya siapa pemimpin Uighur di Kanada dan apa saja yang kami lakukan,” sambungnya.
Baca Juga: Pengadilan AS Batalkan Kasus Pidana Trump
Pemerintah China menyebut tindakan itu sebagai upaya menetralisir pemimpin yang mencoba melakukan pemisahan pemerintah dengan China. Mereka melakukannya hampir di semua belahan dunia seperti Amerika Utara, Eropa, dan Australia.
Di Jerman dan Swedia, mata-mata Uighur bentukan China ditugaskan mengintai komunitas Uighur lokal. Keluarga lokal para pemimpin Uighur di luar negeri yang lantang melawan China banyak yang dimasukkan ke dalam penjara.
“Beberapa orang Uighur mungkin berpikir ketika dia meninggalkan China, dia bisa terbebas. Tapi, dia salah. Kami tidak akan pernah bisa terbebas,” tandas Presiden Perhimpunan Uighur Kanada (Uyghur Canadian Society/UCS), Kayum Masimov.
Menanggapi isu ini, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China menyatakan, di tengah-tengah kemajuan peradaban di berbagai bidang, pasti akan selalu ada orang yang ingin melihat Xinjiang tidak stabil. “Tapi mereka akan gagal,” ungkap Kemlu China.
Baca Juga: Iran Akan Usir 2,5 Juta Migran Afghanistan Hingga Akhir Tahun
Pemerintah China memanfaatkan warga sebangsa untuk menggali informasi. Sebab, persentase kesuksesannya bisa 100%. “Sejauh ini, di Inggris, ada empat orang yang mengaku menjadi mata-mata untuk pemerintah China,” kata Enver Tohto, warga Uighur di Inggris. (T/P020/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pariwisata Israel Anjlok Imbas Perang Berkepanjangan