PROTES DISKRIMINASI SOAL IBADAH, SERATUS LEBIH PEKERJA MUSLIM DI COLORADO DIPECAT

Pabrik pengolahan daging (Foto: Daily Mail)
Pabrik pengolahan daging (Foto: Daily Mail)

Colorado, 25 Rabi’ul Awwal 1437/5 Januari 2016 (MINA) – Sekitar 190 pekerja, sebagian besar migran Somalia, telah dipecat dari pekerjaan mereka di pabrik pengepakan daging di Denver, Amerika Serikat (AS), setelah melakukan pemogokan untuk memprotes perlakuan diskriminatif terkait kegiatan ibadah. 

Dewan Hubungan Amerika-Islam () mengatakan, para pekerja diperlakukan dengan ‘cara diskriminatif’ oleh para manajer di pabrik pengolahan daging Cargill Meat Solutions (CARGIL.UL) yang berlokasi di Fort Morgan, sekitar 75 mil timur laut dari Denver. 

Jaylani Hussein, juru bicara CAIR, mengatakan para pekerja keberatan dengan aturan baru yang membatasi mereka untuk bisa menunaikan shalat di tempat kerja, Daily Sabah melaporkan, Ahad (3/1), yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Semua pekerja adalah karyawan yang baik (dan) tidak memiliki masalah lain,” ungkap Hussein, sambil menambahkan bahwa sengketa berasal dari ‘kesalahpahaman tentang perubahan kebijakan’ yang dibuat Cargill tentang aturan shalat di tempat kerja.

Isu pembatasan ini merebak di antara karyawan dan sedikitnya 190 pekerja Somalia tidak masuk kerja sebagai bentuk protes. Berdasarkan kebijakan kehadiran Cargill, perusahaan dapat memecat mereka yang tidak masuk kerja selama tiga hari berturut-turut tanpa pemberitahuan.

Sementara Mike Martin, juru bicara Cargill yang berbasis di Minneapolis, menyatakan bahwa sejak 2009 pabrik Fort Morgan telah menyisihkan sebuah tempat khusus di pabrik bagi orang-orang dari semua penganut agama untuk keperluan beribadah.

“Cargill berusaha memberikan hal yang layak untuk menyediakan akomodasi agama bagi seluruh karyawan berdasarkan kemampuan kami untuk melakukannya tanpa gangguan terhadap bisnis pengolahan daging sapi kami,” ujarnya.

Dikatakannya, tingkat fleksibilitas perusahaan bisa diperluas untuk keperluan ibadah tergantung pada berbagai faktor, termasuk pertimbangan alur kerja sehari-hari.

Dia berkilah para manager pabrik telah bertemu dengan para pekerja , anggota masyarakat Somalia, dan pemimpin serikat pekerja Teamsters, yang mewakili hampir 2.000 pekerja di pabrik tersebut, tetapi tetap tidak dapat mengatasi masalah ini.

“Setelah 190 pekerja tidak muncul tanpa pemberitahuan selama tiga hari berturut-turut, prosedur penghentian diinisiasi dan para pekerja dipecat,” ujar Martin.

Omar Jamal, Direktur Eksekutif Komisi Hak Asasi Manusia Somalia, mengatakan para manajer Cargill mungkin belum mengerti sepenuhnya tentang ketetapan waktu penganut untuk menunaikan shalat, yang bisa berubah setiap hari bergantung musim.

Ia mengungkapkan organisasinya telah menghubungi pihak Cargill untuk membicarakan apakah para pekerja bisa mendapatkan pekerjaan mereka kembali.

“Mudah-mudahan, bisa ada kebijakan yang jelas, yang dimengerti oleh semua orang untuk memecahkan masalah ini,” tandasnya. (P022/R07)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)