Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hajriyanto Thohari: Dialog Perdamaian Harus Didukung Aksi Nyata

Admin - Kamis, 28 Januari 2016 - 14:18 WIB

Kamis, 28 Januari 2016 - 14:18 WIB

374 Views ㅤ

hajriyanto thohari

Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y. Thohari.(Foto: Istimewa)

Jakarta, 19 Rabi’ul Akhir 1437/28 Januari 2016 (MINA) – Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y. Thohari, mendesak seluruh elemen masyarakat agar terus melakukan aksi kongkrit yang positif dan kontributif dalam menjaga perdamaian di Indonesia.

Masyarakat Indonesia, kata Thohari, memang sudah berhasil  keluar dari konflik komunal pada awal reformasi. Namun, tantangan perdamaian tidak pernah berhenti di satu titik. Faktanya, Jakarta, baru saja diguncang aksi kekerasan yang berbau terorisme.

Beruntung, sebagian besar masyarakat Indonesia menunjukkan sikap yang lebih dewasa dalam menghadapi isu seperti itu sehingga perselisihan tidak kian meluas.

“Ditambah lagi dengan adanya dialog perdamaian yang digagas Pusat Dialog dan Kerja sama Sipil (CDCC) dan HWPL. Namun ini tidaklah cukup. Dialog-dialog seperti ini harus diterjemahkan ke dalam aksi yang lebih konkrit,” ujar Thohari dalam naskah pidato acara CDCC dan HWPL di Jakarta, Kamis (28/1) ini.

Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online

Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin pernah membentuk Indonesia Bergerak Selamatkan Bumi (Siaga Bumi). Pada tahun lalu, Pusat Penanggulangan Bencana Muhammadiyah juga terlibat dalam aksi kemanusiaan di Nepal pasca-gempa bumi.

Menurut Thohari, aksi-aksi tersebut bergerak atas nama kemanusiaan tanpa pernah memerhatikan latar belakang agama. “Kini, sudah saatnya organisasi keagamaan melakukan hal yang konkrit seperti itu, bukan sekadar membuat forum dialog,” tegas Thohari.

Direktur Eksekutif CDCC, Alpha Amirrachman, mengatakan pemahaman toleransi di kalangan elit sudah bagus. “Namun, yang menjadi masalah adalah di kalangan akar rumput (grassroot). Jadi aksi-aksi konkrit juga harus melibatkan kalangan akar rumput,” katanya.

Sementara Joseph Jeong dari HWPL mengatakan, tahun depan HWPL Indonesia akan mencoba melakukan aksi konkrit sebagaimana yang sudah dilakukan sebelumnya. Menurut Joseph, HWPL pernah turut terlibat dalam perundingan pertikaian di Filipina Selatan. (L/P020/R05)

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
MINA Health
Kolom
Kolom
Indonesia