Pembinaan Agama Terhadap Kaum Muda Perlu Ditingkatkan

DSC_0753
Dosen Universitas Tarumanegara (Untar), Cornelis Wowor, memberikan presentasi dalam acara “Advancing the Light of Peace” gelaran DDCC dan HWPL di Jakarta pada 28 Januari 2016 (Foto: Istimewa)

Jakarta, 19 Rabi’ul Akhir 1437/28 Januari 2016 (MINA) – Dosen Sekolah Tinggi Agama Budha (STAB) sekaligus Dosen Agama di Universitas Tarumanegara (Untar), Cornelis Wowor, memperingatkan pentingnya membina para untuk menjaga perdamaian.

Menurut Wowor, salah satu permasalahan utama Indonesia berada di akar rumput (grassroot). “Ini yang paling bermasalah. Kebanyakan intoleransi dilakukan pemuda yang seharusnya memberikan hal yang positif,” ujar Wowor kepada Mi’raj Islamic News Agency di Jakarta, Kamis (28/1) ini.

Pemuda yang kurang dibina melalui pemahaman agama, lanjut Wowor, berpotensi menyebabkan kekacauan. Pada dasarnya, sisi buruk dan kekecewaan manusia akan terpantik ketika diperlakukan tidak adil, baik dalam bidang ekonomi ataupun politik.

Sebagai masyarakar di negara yang menjunjung tinggi perbedaan agama, pemuda Indonesia juga dituntut untuk meningkatkan keakraban antar agama. “Mungkin bagi umat Budha, bisa datang dan melihat kehidupan pesantren, sedangkan umat Islam bisa datang ke Biara,” ujarnya.

Interaksi antar umat beragama, kata Wowor, sudah berjalan di sekolah-sekolah umum. “Kita juga bisa melakukan bakti sosial secara bersama-sama. Kalau jauh, kita tidak bisa kenal dan pasti malah timbul banyak prasangka buruk,” imbuh Wowor.

Para pemimpin di Indonesia juga diharapkan dapat terus berlaku adil, menjunjung perdamaian, dan membela kemerdekaan Palestina. “Keadilan itu sulit sehingga harganya mahal. Saya pikir Palestina juga harus diberikan hak hidup. Penjajahan di muka bumi harus diakhiri,” tandasnya. (L/P020/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)