Gaza, MINA – Kementerian Luar Negeri Arab Saudi memperingatkan ‘dampak sangat berbahaya’ gempuran Israel ke Rafah wilayah bagi ratusan ribu warga Palestina di Gaza berlindung sejak agresi Israel sejak 7 Oktober lalu.
Dalam pernyataan diunggah di X, Saudi menolak upaya Israel ingin mengusir warga Palestina dari tempat tinggal mereka di Gaza.
Saudi menegaskan seruan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
“Pelanggaran yang terus berlanjut terhadap hukum internasional perlu segera menggelar rapat Dewan Keamanan PBB mencegah serangan brutal Israel, yang menyebabkan bencana kemanusiaan,” bunyi pernyataan Kemlu Saudi.
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida
“Orang yang mendukung agresi Israel harus memikul tanggung jawab (dihukum),” bunyi pernyataan lanjutan Saudi seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (14/2).
Korban tewas akibat agresi Israel ke Palestina berlangsung sejak 7 Oktober lalu, hampir 28 ribu orang Sabtu (10/2). Sebanyak lebih dari 70 persen korban tewas ialah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, lebih dari 67.459 warga Palestina juga terluka akibat serang Israel ke Gaza selama empat bulan terakhir.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan pihaknya bakal melancarkan operasi baru yang kini menargetkan Kota Rafah.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Pada Kamis (9/10), Netanyahu mengatakan Israel akan “segera pergi ke Rafah, benteng terakhir Hamas.”
Netanyahu juga memerintahkan tentaranya untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah dalih menghindari gempuran dari militer Israel.
“Di sisi lain, jelas bahwa operasi besar-besaran di Rafah memerlukan evakuasi warga sipil dari zona pertempuran,” kata Netanyahu.
Rafah merupakan kota terakhir di Gaza yang belum diduduki tentara Israel.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lebih dari 1,3 juta warga Palestina tengah berlindung dan mengungsi di Rafah usai terusir imbas peperangan dari utara dan tengah Gaza. (T/R/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang