Kemlu. Ghana : Pernyataan Ketua Parlemen Adalah Pandangan Pribadi

Seorang anak Palestina di gelombang pakaian adat bendera Palestina selama reli di kota Ramallah, Tepi Barat November 29, 2012.

Accra, MINA – Pemerintah , pada Jumat (8/12), menjauhkan diri dari ucapan Ketua Parlemen Aaron Mike Oquaye mengenai isu kontroversial () sebagai ibu kota Israel.

Oquaye membuat marah Pemerintah Ghana karena mengatakan kepada saluran i24News Israel bahwa “apapun yang diinginkan Israel, kita di Ghana akan melakukannya”. Demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA.

Kementerian Luar Negeri Ghana segera mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa komentar Oquaye merupakan “pandangan pribadinya yang (dia) tidak berhak”.

“Ghana selalu mendukung posisi konflik Palestina-Israel harus diselesaikan secara damai antara para fihak itu sendiri dan semua pemangku kepentingan yang terlibat,” kata kementerian tersebut.

Dikatakan “penentuan status akhir Al-Quds tidak boleh berprasangka oleh pihak manapun”.

Selsih pendapat di Ghana tersebut terjadi setelah keputusan Presiden Amerika Serikat pada Rabu (6/12), untuk mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel dan pengumuman rencana untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota yang diperebutkan tersebut.

Ghana sangat berperan dalam pembentukan Uni Afrika dan termasuk di antara banyak negara yang menginginkan penyelesaian konflik Palestina-Israel yang adil dan komprehensif.

Pemerintah Ghana meminta semua fihak untuk mengetahui sensitivitas dari masalah ini.

Ketua Parlemen Ghana ditunjuk oleh presiden dan merupakan orang ketiga yang paling penting dan berkuasa di negara tersebut. (T/R03/RS3-P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.