Yangon, MINA – Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan,setidaknya ada 50 jurnalis yang sedang ditahan oleh junta dan 25 orang di antaranya sudah diadili sejak kudeta di Myanmar pada awal Februari.
Bertepatan dengan Hari Kebebasan Pers Sedunia pada Selasa (3/5), AAPP menambahkan, terdapat dua jurnalis yang sedang menunggu persidangan, kemudian 29 jurnalis yang menghindari penangkapan.
“Kebebasan pers di Burma telah runtuh sejak kudeta,” tulis AAPP dalam laporannya seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (5/4).
Sementara itu, total 766 orang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Myanmar sejak 1 Februari 2021.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Dalam laporannya, kelompok masyarakat sipil tersebut mencatat tambahan satu orang yang tewas pada 2 Mei 2021 dan didokumentasikan pada 3 Mei 2021.
AAPP juga melaporkan terdapat 3.614 orang yang saat ini ditahan, di mana 83 orang di antaranya telah dijatuhi hukuman.
AAPP mengatakan, kekejaman yang dilakukan oleh pasukan junta, baik di pedesaan dan perkotaan, semakin buruk setiap harinya. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan