Bandung, 3 Rajab 1436/22 April 2015 (MINA) – Asia Africa Smart City Summit (AASCS) 2015 merupakan pertemuan pertama tingkat pemerintahan kota yang diadakan di Asia dan Afrika, dengan tujuan mewujudkan kota cerdas di Asia Afrika.
Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah tingkat kota, akademisi dan pelaku industri ini, dipimpin Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Melalui AASCS, kota-kota Asia Afrika akan berkolaborasi dan belajar satu sama lain untuk memecahkan masalah yang dihadapi terkait pemasalahan lingkungan, permukiman, energi serta transportasi bersama-sama. AASCS berlangsung hari ini 22 April hingga 23 April.
“Persoalan masyarakat Asia Afrika telah bergeser dari persoalan neokolonialisme ke persoalan peradaban kehidupan urbanisme yang menyebabkan ketidaknyamanan. AASCS hadir untuk mencerdaskan komunitas Asia Afrika,” kata General Chairman AASCS Suhono H Supangkat di The Trans Luxury Hotel, Grand Ballroom.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Selain bertujuan berbagi pengetahuan di antara negara-negara Asia-Afrika dalam memahami persoalan kota, Suhono mengatakan AASCS bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah regional serta meningkatkan kerja sama dan kolaborasi di antara bangsa-bangsa kawasan selatan untuk mengembangkan kemajuan peradaban.
Dia menambahkan, negara-negara di kawasan Asia-Afrika memiliki masalah yang sama, terutama yang disebabkan oleh kelebihan populasi, permasalah lingkungan yang menyebabkan polusi, kekurangan energi, minimnya perumahan dan tempat tinggal yang layak serta ketersediaan transportasi publik yang buruk.
Maka, penyelenggaraan KAA ke-60 menjadi momen tepat untuk menyatukan komitmen dan semangat mewujudkan kota cerdas.
“Bandung telah memulai proses transformasi menuju kota cerdas. Dimulai dibangunnya Bandung Command Center, sebuah pusat pengawasan realtime Kota Bandung hingga dilantiknya Dewan Pengembangan Kota Cerdas yang bertugas mengarahkan dan memantau rencana pengembangan Bandung Kota Cerdas,” ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Ia mengatakan, Bandung Smart City merupakan konsep kota berbasis teknologi yang diintegritaskan pada pelayanan publik untuk mencerdaskan warga dan kotanya.
Menurutnya gagasan smart city yang pertama dilakukan Kota Bandung, merupakan sebuah gagasan yang bisa direalisasikan pemerintah di tingkat nasional.
“Kota Bandung dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia dan bukan tidak mungkin akan ada ratusan kabupaten/kota yang akan menggunakan metode yang sama. Intinya semua aspek kehidupan di kota ini, akan dikontrol, diobservasi dan dikoneksikan dengan teknologi,” ungkap pria yang akrab disapa Emil itu.
Emil mengatakan, kegiatan ini mendapat respons begitu besar dengan dihadiri oleh perwakilan pemerintah kota-kota di negara-negara Asia-Afrika, para pelaku industri, kalangan pendidikan, dan akademisi serta pihak-pihak lain yang memiliki kepedulian di bidang kota cerdas.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Tercatat, hari ini 449 orang yang hadir sebagai peserta yang di antaranya akan hadir adalah tujuh wali kota dari dalam negeri dan sembilan wali kota dari negara-negara Asia-Afrika.
Pada acara ini hadir Perdana Menteri Mesir, sedangkan Wali Kota dari luar negeri diantaranya, Wali Kota Victoria Seychelles Afrika Mrs Jacqueline Moustache Belle, Wali Kota Rawaldi Palestina Mr Majed JA Abdulfattah, dan Wali Kota Lusaka Zambia Mr George Nyedwa.
Selanjutnya, AASCS 2015 ini akan membuka beberapa cluster-cluster diskusi yang akan membahas diantaranya Model Kota Cerdas, Bencana Lingkungan, Smart Government, Enegry Pintar, Model Bisnis Kota Cerdas, Transportsi Cerdas, Generasi Muda dan Enterpreunership (C-Gen), Warga/Penduduk Cerdas, Pembayaran Cerdas, dan Kesehatan Cerdas. (L/P007/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng