Cileungsi, MINA- Wartawan senior Aat Surya Safaat menyampaikan tausiah inspiratif mengenai pentingnya literasi, etika dalam bermedia sosial, dan peran generasi muda dalam membangun bangsa.
Mengawali tausiahnya, Ia menyinggung kisah dua proklamator Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta. Ia mengatakan, mereka menulis karena memiliki idealisme besar, yakni untuk menjadikan umat dan bangsa ini lebih baik, dan latar belakangkeluarga yang terdidik dan kecintaan pada membaca serta menulis menjadi fondasi utama pemikiran besar kedua tokoh bangsa tersebut.
Aat menekankan, perubahan besar di dunia banyak dilakukan oleh orang-orang yang gemar membaca, pandai menulis dan memiliki kemampuan berbicara yang baik. Ia mengutip Bung Karno yang pernah melatih kemampuan berpidatonya di atas batu karang, menghadapi hempasan ombak samudra.
“Terkadang, hati dan pikiran manusia bisa lebih dahsyat dari batu karang dan ombak,” katanya kepada jamaah yang hadir di Tabligh Akbar yang diselenggarakan di Ponpes Al-Fatah, Cileungsi, Ahad (23/2).
Baca Juga: 88 Bus Merapat, Ini Himbauan untuk Jamaah Taklim Pusat Saat Arus Pulang
Mengaitkan pesan Islam, Aat mengingatkan, wahyu pertama yang diterima Rasulullah Sholallahu A’laihi Wassalam adalah perintah untuk membaca. Ia mengajak hadirin untuk terus meningkatkan pengetahuan dan berperilaku santun dalam setiap tindakan.
“Boleh menulis status, tapi sampaikan nilai-nilai Islam dan kebaikan,” pesannya untuk para jamaah
Ada empat hal yang perlu dihindari saat menulis di media sosial yaitu, jangan menyinggung perasaan orang lain, jangan mengkambinghitamkan, jangan mengompori, dan jangan menulis saat sedang marah.
“Kalau sedang emosi, lebih baik jangan menulis, karena tulisan bisa mencerminkan kepribadian kita,” ujarnya.
Baca Juga: Selama Ramadhan, Pemprov DKI Gelar Pasar Pangan Murah di 193 Lokasi
Ia juga mengingatkan bahwa tulisan di media sosial bersifat permanen dan bisa menjadi cerminan diri di mata dunia.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Masuki Ramadhan dengan Hati Bersih dari Iri dan Dengki