Gaza, MINA – Tentara penjajah Israel membunuh sedikitnya 60 warga Palestina, termasuk seorang anak perempuan, dan melukai banyak lainnya dalam serangan yang terus berlangsung di Jalur Gaza pada Sabtu (4/10), meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan penghentian serangan segera.
Trump pada Jumat (3/10) sebelumnya meminta Israel untuk segera menghentikan pemboman di Gaza setelah Hamas menyatakan kesediaannya membebaskan para sandera Israel berdasarkan proposal Trump, yang menyebut pejuang Palestina siap untuk perdamaian yang langgeng.
Enam warga Palestina syahid dan beberapa lainnya terjebak di bawah reruntuhan ketika jet tempur Israel menghantam sebuah rumah keluarga di lingkungan al-Tuffah, Kota Gaza.Sebanyak 17 warga lainnya, termasuk tujuh anak-anak, juga syahid akibat serangan di area permukiman yang sama. Serangan lain di Jalan al-Yarmouk dan daerah al-Labbabidi menyebabkan korban jiwa tambahan.
Tentara penjajah Israel juga menghancurkan sejumlah bangunan di lingkungan Sabra, Tel al-Hawa, Rimal, Nasr, dan Beach Camp menggunakan robot jebakan kendali jarak jauh. Tank-tank Israel dilaporkan mundur sebagian dari Jalan al-Jalaa dan lingkungan Nasr, namun tetap mempertahankan pengawasan melalui drone bersenjata.
Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan Global Sumud Flotilla Ditahan Zionis
Rencana reokupasi penuh Jalur Gaza disetujui pemerintah Israel pada Agustus lalu, dan operasi besar dimulai tiga hari kemudian, menghancurkan rumah, gedung-gedung tinggi, tenda pengungsi, dan rumah sakit.
Di Kamp Pengungsi Nuseirat, seorang anak perempuan syahid dalam serangan di Jalan al-Ishrin. Serangan lain di wilayah tengah Gaza juga menyebabkan korban jiwa.
Di Gaza Selatan, delapan warga Palestina syahid akibat serangan udara dan tembakan artileri Israel. Sebanyak 11 jenazah lainnya dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Pasukan penjajah Israel dilaporkan menembaki area utara dan tengah Khan Younis secara membabi buta, sementara wilayah utara kota itu juga mengalami pemboman baru.
Baca Juga: Delegasi Netanyahu ke Mesir Bicarakan Gencatan Senjata
Radio militer Israel dan saluran resmi KAN melaporkan adanya arahan politik untuk menghentikan operasi pendudukan di Kota Gaza dan mengurangi aktivitas militer menjadi langkah defensif.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel bersiap untuk menjalankan fase pertama dari rencana Trump, seiring tanggapan positif dari Hamas.
Namun, laporan menyebutkan bahwa beberapa menteri ekstrem kanan seperti Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir tidak diikutsertakan dalam pertemuan krisis tersebut karena penolakan mereka terhadap penghentian perang.
Meski ada pernyataan penghentian agresi, pasukan Israel masih memaksa warga Gaza untuk mengungsi dari Kota Gaza. Wilayah utara Wadi Gaza disebut masih menjadi zona pertempuran berbahaya dan warga diperingatkan bahwa kembali ke wilayah itu sangat berisiko.
Baca Juga: Pembicaraan Teknis Tahap Pertama Rencana Trump Dimulai di Kairo Senin
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. PBB dan berbagai organisasi hak asasi manusia memperingatkan bahwa Jalur Gaza nyaris tidak layak huni, dengan kelaparan dan penyakit yang menyebar cepat. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas akan ke Kairo Bahas Gencatan Senjata