Abbas: 2017 Tahun Akhiri Penjajahan

Ramallah, 11 Shafar 1438/11 November 2016 (MINA) – Presiden Mahmoud mengatakan, Kamis (10/11), bahwa tahun 2017 akan menjadi tahun untuk mengakhiri penjajahan .

“Ini bukan sebuah keinginan, tetapi dengan kerja, dengan perjuangan, dengan semua usaha yang ada kami memberitahu dunia, cukup, tahun 2017 harus menjadi tahun untuk mengakhiri penjajahan,” kata tegas Abbas di depan ribuan orang yang berkumpul di Muqata, Istana Kepresidenan Palestina di Ramallah, untuk memperingati kematian pemimpin Palestina Yasser Arafat ke-12.

Dia menegaskan bahwa meskipun Arafat mati, ia masih hidup di antara rakyat pada jiwanya. “Kami telah kehilangan jasad, tapi jiwanya masih tinggal dengan kami,” tegasnya.

Arafat meninggal pada 11 November 2004 setelah sakit mendadak jelang beberapa bulan berada di bawah pengepungan militer Israel di Muqata. Dia diterbangkan ke Perancis untuk menjalani pengobatan, di mana ia meninggal dunia dalam keadaan belum jelas.

Ahli forensik internasional yang melakukan tes pada sampel yang diekstraksi dari jasad Arafat mengatakan ia meninggal akibat zat polonium bahan radioaktif yang sangat beracun, dan Israel diyakini bertanggung jawab atas pembunuhannya.

Abbas mengatakan bahwa penyelidikan kematian Arafat masih berlangsung, menyerukan komite khusus yang dibentuk untuk menentukan penyebab dan orang di belakang kematiannya melanjutkan pekerjaannya sampai menemukan kebenaran tentang kematian Arafat.

Pemimpin Palestina mengatakan ia akan meminta Dewan Keamanan PBB untuk keanggotaan PBB penuh untuk Palestina.

Palestina pertama kali mnegajukan untuk keanggotaan penuh pada 2011 tapi gagal mendapatkan suara dukungan. Tahun berikutnya, Palestina diterima sebagai negara pengamat non-anggota, memberikan hak untuk bergabung pada semua organisasi PBB dan bertindak sebagai anggota penuh tetapi tanpa hak suara.

Abbas juga mengatakan bahwa Palestina akan pergi ke Dewan Keamanan untuk meminta resolusi yang menuntut diakhirinya permukiman ielgal Israel di wilayah Palestina yang diduduki, yang katanya “menimbulkan ancaman nyata untuk peluang perdamaian.” Dia mengatakan semua permukiman yang dibangun sejak tahun 1967 ilegal dan semuanya harus dihapus.

Dia mengatakan bahwa sebagai rakyat Palestina menandai 99 tahun untuk apa yang dia sebut Deklarasi Balfour 2 November 2017 sebagai “tercela dan tidak adil”, ketika kemudian Menlu Inggris Arthur Balfour “memberi apa yang tidak untuk orang-orang yang tidak layak mendapatkannya,” kata Abbas, mereka tidak akan menyerah pada klaim mereka untuk keadilan dan permintaan maaf dari Inggris.

Balfour yang menjanjikan orang-orang Yahudi sebuah tanah air nasional di Palestina benar-benar mengabaikan penduduk pribumi Arab Palestina yang telah tinggal di sana selama berabad-abad.

“Masalah ini muncul beberapa bulan yang lalu dan itu akan terus berlanjut,” katanya.

Abbas menekankan bahwa Organisasi Pembebasan Palestina () akan tetap wakil tunggal dan sah dari rakyat Palestina, menekankan bahwa tidak akan ada yang memiliki hak untuk menentukan nasib rakyat Palestina.

Sebelum Abbas meresmikan Museum Yasser Arafat, yang menceritakan sejarah perjuangan Palestina melalui rentang hidup Arafat sejak awal abad lalu sampai kematian Arafat pada tahun 2004.

Museum yang dibuka untuk umum setelah perayaan, termasuk kamar Arafat yang telah menghabiskan bulan terakhir dalam hidupnya saat di bawah pengepungan Israel. (T/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)