Tepi Barat, 5 Muharam 1435/9 November 2013 (MINA) – Juru bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudineh mengatakan Presiden Mahmoud Abbas membentuk tim investigasi menindaklanjuti temuan baru kematian Yaser Arafat.
“Presiden Abbas memberikan instruksi kepada beberapa pihak terkait untuk melakukan penyelidikan di balik kematian Yaser Arafat. Kebenaran harus diungkap. Rakyat Palestina dan seluruh masyarakat internasional harus mengetahui kebenaran siapa aktor dibalik kematiannya (Arafat),” kata Abu Rudineh. Wafa melaporkan seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Pada Kamis (7/11), beberapa ilmuwan Swiss yang memeriksa jenazah Arafat mengatakan kandungan tinggi bahan radioaktif polonium-210 ditemukan pada jenazah Arafat dan tanah kuburan, tapi keracunan tetap menjadi hipotesis, bukan kepastian.
“Apa yang telah disimpulkan para ahli (Swiss dan Rusia) membawa kami makin dekat dengan kebenaran, tapi itu bukan akhir perjalanan,” kata ketua tim peneliti, At-Tirawi.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Komite Palestina tersebut, Jumat, menyatakan laporan ilmuwan Swiss dan Rusia sependapat bahwa kematian Arafat tidak alamiah. Ahli Prancis belum mengajukan temuan mereka.
Meskipun laporan para ahli tersebut tidak mengkonfirmasi penyebab akhir kematian Arafat, dokter pribadi mantan presiden Palestina tersebut dan seorang anggota Komite Palestina mengatakan kematian Arafat adalah akibat dari bahan beracun.
Anggota komite eksekutif lain, Qais Abd al Karim menyatakan, laporan itu akan mendorong terbentuknya tim investigasi internasional yang independen dan kredibel. Ia menambahkan, saat ini hanya Israel yang memiliki motif dan kemampuan untuk melakukan ini.
Skandal dan kejahatan ini juga menunjukkan Israel bertanggung jawab atas kekejaman itu. Ia pun menilai Israel seharusnya mendapat ganjaran sesuai hukum internasional.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
”Mereka harus membayar untuk kejahatan itu,” tutur dia, dikutip dari Al Jazeera. Hanya saja Janda Arafat, Suha, menolak untuk menunjuk siap pun sebagai pembunuh sang suami.
Sekitar 60 sampel diteliti ilmuwan Swiss dan Rusia sementara tim Prancis melakukan penyelidikan atas permintaan janda Arafat.
Namun, Israel selalu membantah terlibat dalam kematian Arafat, yang menjadi lambang perjuangan nasional Palestina, dan mengatakan mendiang presiden Palestina juga memiliki musuh dan lawan di Dunia Arab. .(T/P04/R2).
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan