Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abbas: Gaza Menghadapi Kematian Kolektif, Dunia Tak Boleh Diam

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 19 detik yang lalu

19 detik yang lalu

0 Views

Presiden Negara Palestina, Mahmoud Abbas (Foto: WAFA)

Ramallah, MINA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan penghentian segera pengepungan di Jalur Gaza dan menolak rencana aneksasi wilayah Tepi Barat oleh Israel. Ia mendesak masyarakat internasional untuk bertindak menghentikan apa yang disebutnya sebagai “perang genosida.”

Dalam pidato kenegaraan yang disiarkan melalui televisi pemerintah Palestina pada Kamis (4/7), Abbas mengatakan bahwa warga Palestina di Gaza tengah mengalami bencana kemanusiaan paling buruk dalam sejarah modern. Ia mengkritik keras sikap diam komunitas internasional yang menurutnya memberi ruang terjadinya pembunuhan massal.

“Apa yang terjadi di Gaza—pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pemindahan paksa—adalah aib bagi masyarakat internasional jika tidak segera bertindak menghentikan genosida ini,” tegas Abbas, seperti dikutip, Jumat (25/7).

Presiden Abbas kembali menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza, pembukaan jalur bantuan kemanusiaan, serta pelepasan dana pajak Palestina yang saat ini masih ditahan oleh otoritas Israel. Ia menambahkan, ribuan ton bantuan kemanusiaan yang kini tertahan di perbatasan harus segera disalurkan karena situasi telah berubah menjadi “kematian kolektif.”

Baca Juga: Jurnalis Kantor Berita Internasional Hadapi Bencana Kelaparan di Gaza

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 100 warga sipil, termasuk 80 anak-anak, telah meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi akibat blokade berkepanjangan.

Abbas juga meminta Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membuka jalur bantuan internasional ke Gaza dan mendesak agar lembaga-lembaga PBB diberi akses tanpa hambatan. “Dunia harus bertindak cepat. Bagaimana mungkin kita membiarkan bayi-bayi mati kelaparan?” ujarnya.

Konflik Israel-Gaza kembali memanas sejak awal Maret 2025, saat Israel menolak menjalankan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang ditengahi Mesir dan Qatar. Blokade total terus berlangsung hingga hari ke-140, menyebabkan keruntuhan total infrastruktur sipil, runtuhnya sistem kesehatan, dan meningkatnya ancaman kelaparan massal.

Dalam pidatonya, Abbas juga menegaskan bahwa pemerintah Palestina yang sah harus kembali diberi mandat untuk memerintah di Jalur Gaza, memimpin proses rekonstruksi, dan memfasilitasi kembalinya para pengungsi dengan dukungan negara-negara Arab dan komunitas internasional.

Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Israel Melakukan Genosida Paling Keji di Gaza

Abbas secara tegas menolak rencana aneksasi Israel atas wilayah Tepi Barat, khususnya Lembah Yordan. “Ini adalah eskalasi berbahaya dan serangan langsung terhadap hak rakyat Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat,” ujarnya.

Presiden Abbas menutup pidatonya dengan menyampaikan penghargaan atas keteguhan rakyat Palestina dalam menghadapi penderitaan yang berkepanjangan. “Kesabaran dan keteguhan kalian adalah kehormatan bagi kita semua,” pungkasnya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Zionis Tangkap Mufti Yerusalem Syekh Hussein

Rekomendasi untuk Anda