New York, MINA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas berangkat ke New York untuk mendesak kekuatan dunia di Dewan Keamanan PBB, melawan keputusan Amerika Serikat (AS) tentang status Al-Quds (Yerussalem).
Keputusan Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah membuat marah orang-orang Palestina.
Pengakuan itu membuat Palestina memutuskan bahwa AS tidak dapat lagi berperan sebagai mediator utama dalam proses perdamaian Timur Tengah.
Sidang hari Selasa (20/2) di DK PBB kemungkinan akan menciptakan panggung ketegangan dengan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, demikian Nahar Net melaporkannya.
Baca Juga: AS Tolak Rencana Israel untuk Caplok Tepi Barat yang Diduduki
Abbas akan menghadapi Dewan Keamanan untuk pertama kalinya sejak 2009.
Menurut Duta Besar Palestina Riyad Mansour, Abbas akan menyerukan sebuah pendekatan kolektif baru dalam upaya menyelamatkan solusi dua negara atas konflik Palestina-Israel.
Hal ini dapat menyebabkan empat anggota permanen Dewan Keamanan lainnya, yaitu Inggris, Perancis, Cina dan Rusia, lebih banyak terlibat dengan negara-negara Arab dan lainnya. (T/RI-1/R01)
Baca Juga: Sedikitnya 10.000 Tenda Pengungsi Gaza Rusak Akibat Badai Musim Dingin
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: WHO: Serangan terhadap RS Kamal Adwan di Gaza Harus Segera Dihentikan