Gaza, 7 Dzul hijjah 1435/1 Oktober 2014 (MINA) – Pemimpin Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas, memperingatkan konsekuensi jika PBB enggan menerima usulan untuk Palestina pada saat ini.
Abbas mengatakan, ia akan memeriksa kembali hubungan Otoritas Palestina dengan Israel, khususnya koordinasi keamanan, jika Amerika Serikat memveto usulan negara Palestina di Dewan Keamanan PBB, atau proposalnya tidak mendapatkan suara. Middle East melaporkan, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.(1/10)
Orang-orang Palestina mengusulkan untukmenjadikan saat ini sebagai waktu yang tepat bagi Israel untuk hengkang dari tanah Palestina, serta memberitahukan kepada masyarakat internasonal kemerdekaan Palestina seperti yang tercantum dalam perjanjian tahun 1967.
Abbas mengatakan, akan mengevaluasi kembali tiap aspek hubungan dengan Israel. “Jika inisiatif diterima, kita akan bersedia kembali ke meja perundingan langsung,” katanya.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Selanjutnya Abbas mengatakan, delegasi Palestina masih melobi untuk mendapatkan suara mayoritas bagi proposal. Jika inisiatif Palestina tidak berhasil, Palestina berencana meminta dukungan dari keanggotaan di beberapa lembaga Internasional.
Sebelumnya, para pejabat Israel dan palestina mengadakan pembicaraan rahasia di Ramallah.
Rami Hamdallah, Perdana Menteri Palestina, bertemu seorang pejabat senior Israel membahas serangkaian langkah-langkah bantuan bagi penduduk Jalur Gaza, Selasa (30/9).
Dua poin utama dari diskusi adalah izin yang akan memungkinkan ekspor barang dari Gaza ke Tepi Barat melalui Israel, dan izin masuk bagi penduduk berusia 60 tahun ke Yerusalem selama liburan umat Islam.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Di kesempatan lain juga dibahas perizinan bagi siswa Gaza yang ingin belajar di Tepi Barat atau di luar Negeri.
Para pejabat Israel menanggapi pertemuan ini merupakan bagian dari kontak berkelanjutam dengan Palestina. (T/P007/R12)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya