Ramallah, 29 Muharram 1436/22 November 2014 (MINA) – Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas memperingatkan Israel atas berubahnya konflik politik saat ini menjadi konflik agama.
Berbicara di Ramallah, Jumat (21/11), Abbas memperingatkan tentang tempat-tempat ibadah yang menjadi titik konflik, karena ketegangan tetap tinggi selama Yahudi sayap kanan menuntut bisa berdoa di dalam kompleks suci Al-Quds (Yerusalem Timur), Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
“Ini adalah waktu yang krusial, ada terorisme, konflik agama dan kekerasan. Ini kami bayar dengan harga darah anak-anak kami. Mari kita bicara tentang politik, bukan agama,” kata Abbas.
Komentar Abbas muncul di saat pasukan Israel bentrok dengan demonstran Palestina di Tepi Barat yang diduduki, di tengah kekhawatiran bahwa Israel ingin mengubah status quo di Haram Al-Sharif (Al-Quds), dengan membiarkan umat Yahudi berdoa di sana.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Sementara itu, polisi Israel pada Jumat memungkinkan jamaah muda Muslim untuk berdoa di masjid Al-Aqsa, setelah sebelumnya membatasi mereka yang berusia di bawah 60 tahun.
Israel mengurangi pembatasan setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry mengumumkan kesepakatan tentang langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan, setelah pembicaraan terjadi di Yordania, negara yang bertanggungjawab menjaga Masjid Al-Aqsha.
Para pejabat Muslim mengatakan, sekitar 45.000 orang menghadiri shalat Jumat di masjid, tanpa adanya insiden serius yang dilaporkan. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya