PALESTINA SIAP BERNEGOSIASI DENGAN ISRAEL

Gaza, 10 Rajab 1435/9 Mei 2014 (MINA)- mengatakan dalam wawancara,  Kamis (8/5), Palestina siap melanjutkan , dengan syarat Israel bersedia melepaskan empat kelompok dan menghentikan pembangunan pemukiman selama tiga bulan.

Komentar atas wawancara di televisi tersebut, datang dua minggu setelah Israel menghentikan perundingan perdamaian dengan Palestina yang berlangsung beberapa bulan dan tanpa membuahnya hasil di tengah tercapainya rekonsiliasi antara gerakan Hamas dan Fatah.

Abbas mengatakan, Israel yang telah menghentikan negosiasi, bukan Palestina. Israel  mengancam untuk menghentikan pengiriman dana kepada otoritas Palestina. Ancaman tersebut merupakan bentuk aksi “premanisme.” Demikian dilaporkan Ma’an News Agency, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dia mengatakan, sejauh ini belum mendengar tanggapan Israel kapan dilanjutkannya kembali perundingan. Palestina terus berencana untuk bergabung dengan organisasi internasional jika Israel tidak setuju dengan tiga persyaratan itu.

Palestina bergabung dalam sejumlah perjanjian internasional pada April lalu, setelah Israel menolak untuk melepaskan sekelompok tahanan Palestina yang sudah mendekam di penjara- selama lebih dari dua dekade.

Abbas menambahkan, iIa tidak akan membubarkan otoritas Palestina, tetapi jika Israel ingin “menjatuhkan” Otoritas Palestina, ia harus melakukannya. Dalam kasus tersebut Palestina memiliki hak untuk pergi ke badan-badan internasional dan menuntut tanggung jawab Israel.

Abbas juga mengatakan, Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi, menyoroti kontradiksi peetentangan Israel, mengingat Israel gagal mengenali orang-orang Palestina.

“Sejak 1948 Israel tidak mengenal orang-orang Palestina, dan sejak 1967 itu tidak mengenali orang-orang Palestina, mereka mengeluarkan Deklarasi Balfour dan Mandat tidak untuk tidak mengenali orang-orang Palestina. Israel percaya, mereka hidup secara kebetulan di negara Palestina.

“Menanggapi permintaan Israel untuk mengakui ‘negara yahudi”, Abbas mengatakan, pihaknya tidak pernah mendengar tentang “negara Yahudi” selama tiga tahun lalu. Kita mengakui negara Israel, karena Israel telah menandatangani perjanjian damai dengan Yordania dan Mesir , walaupun hal itu tidak membuat Israel serta-merta bisa memintai PBB mengubah nama negara sesuai yang mereka inginkan.

Abbas juga berbicara tentang organisasi internal partai Fatah, menekankan hal itu membutuhkan reorganisasi internal dan untuk itu akan diselenggarakan musyawarah nasional pada bulan Agustus untuk mempersiapkan pemilu di Palestina.

 “Pemilihan umum Palestina akan berangsung dalam waktu enam bulan,” katanya.

Pada akhir April, dua fraksi terbesar di Palestina Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan Fatah yang mengontrol Tepi Barat melalui PLO, melakukan rekonsiliasi setelah hampir tujuh tahun perpecahan politik Palestina.

Langkah tersebut menyebabkan gangguan dalam perundingan.  Israel terus membangun pemukiman Yahudi di Tepi Barat Paestina, dan mengakibatkan Israel menghentikan negosiasi yang didukung AS. (T/Nidiya/Rina)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Nidiya Fitriyah

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0