Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ABBAS: TIDAK ADA PEMBICARAAN DAMAI KECUALI ISRAEL HENTIKAN PEMUKIMAN

Rudi Hendrik - Kamis, 11 Juni 2015 - 11:53 WIB

Kamis, 11 Juni 2015 - 11:53 WIB

459 Views

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara kepada wartawan di Belgrade, Serbia, Rabu 10 Juni 2015. (Foto: AA)
Presiden <a href=

Palestina Mahmoud Abbas berbicara kepada wartawan di Belgrade, Serbia, Rabu 10 Juni 2015. (Foto: AA)" width="300" height="204" /> Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara kepada wartawan di Belgrade, Serbia, Rabu 10 Juni 2015. (Foto: AA)

Belgrade, Serbia, 24 Sya’ban 1436/11 Juni 2015 (MINA) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, pembicaraan damai tidak bisa dimulai kembali, kecuali Israel menghentikan perluasan permukiman di wilayah Palestina.

“Kegiatan permukiman Israel di wilayah kami harus berhenti untuk memperbarui negosiasi. Ini adalah permintaan yang sah dan seluruh dunia menghormati itu,” kata Abbas kepada wartawan selama kunjungan ke ibukota Serbia, Beograd, Rabu (10/6).

Sebelumnya, Senin (8/6), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan dimulainya kembali pembicaraan tanpa prasyarat, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Selain seruan penghentian pembangunan pemukiman ilegal, Abbas yang mengunjungi Presiden Serbia Tomislav Nikolic juga menuntut pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”

Negosiasi antara Israel dan Palestina dimulai pada Juli 2013 setelah intervensi dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry. Namun pembicaraan itu terhenti pada bulan April tahun lalu dan sejak itu Israel melancarkan serangan di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 2.160 warga Palestina. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Kolom