Jakarta, MINA – Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Abdul Muta’ali memberikan apresiasi peran Kantor Berita MINA dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
“Saya mengucapkan selamat Milad Kantor Berita MINA yang ke-8. Banyak di antara kita yang menyerukan keadilan dan memperjuangkan Palestina. Tapi yang mau berjuang dan berkorban dan punya kantor berita terkait isu Palestina hanya sedikit, dan MINA bagian yang sedikit itu,” katanya di Webinar Internasional yang mengangkat tema “Masa Depan Palestina di Tengah Dinamika Politik Dunia”, di Jakarta, Kamis (24/12).
“Karena itu perlunya diapresiasi, bukan sekedar Milad, tetapi sebetulnya menyemangati kita bersama,” ujarnya.
Dosen Universitas Indonesia itu juga mengapresiasi sikap pemerintah Indonesia, bahwa pemerintah Indonesia tidak terpengaruh adanya normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel, karena hal itu sesuai amanah Undang-undang Dasar Republik Indonesia.
Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis
“Amanah itu dimasukkan dalam pembukaan UUD kita, UUD boleh diubah tapi Pembukaan UUD tidak bisa, yaitu bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, kita punya komitmen itu,” ujarnya.
Kemudian, Pemerintah Indonesia juga berperan aktif dalam memperkuat komitmen dalam forum-forum PBB terkait regulasi-regulasi perjuangan Palestina yang sudah dibangun sejak lama.
Abdul Muta’ali berharap, ke depannya MINA dalam pemberitaan bukan hanya menyajikan dengan tiga bahasa, tetapi juga menyajikan dalam bahasa resmi lainnya di PBB, seperti bahasa Rusia, Spanyol, dan Cina.
“Agar masyarakat dunia Internasional lebih luas memahami adanya konflik yang terjadi di belahan dunia yang belum selesai, yaitu Palestina,” katanya.
Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan
“Juga mereka akan berpikir, akan membaca sejarah dan akan melihat bagaimana konflik itu bermula,” pungkasnya. (L/Hju/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)