Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 15 detik yang lalu

15 detik yang lalu

0 Views

Abdullah bin Mubarak, ulama kaya yang dermawan (foto: ig)

Abdullah bin Mubarak adalah salah satu ulama dan ahli hadits besar yang menjadi teladan bagi umat Islam, bukan hanya karena ilmunya yang luas, tetapi juga karena kehidupannya yang sarat dengan pengorbanan dan keikhlasan. Meski ia dikenal sebagai seorang yang kaya raya, kekayaan tersebut tidak membuatnya terjerumus ke dalam kehidupan mewah atau keserakahan.

Sebaliknya, ia memanfaatkan hartanya untuk kebaikan umat. Dalam kitab “Siyar A’lam an-Nubala” karya Al-Dzahabi (Jilid 8, Halaman 399), Abdullah digambarkan sebagai seorang yang rendah hati dan dermawan, dengan hidup yang penuh dengan amal kebaikan.

Sejak muda, Abdullah bin Mubarak memiliki semangat yang tinggi untuk menuntut ilmu. Ia memulai perjalanan intelektualnya dengan belajar dari ulama di Khorasan, kemudian memperluas cakrawala ilmunya dengan belajar ke Hijaz, Syam, Mesir, dan Irak. Dalam perjalanannya ini, ia belajar dari lebih dari 4.000 guru, termasuk ulama-ulama besar seperti Sufyan ats-Tsauri, Imam Malik, dan Abu Hanifah.

Kegigihannya dalam menuntut ilmu membuatnya dikenal sebagai seorang yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu agama, seperti hadits, fiqh, dan tafsir. Dalam kitab “Tadhkirat al-Huffaz” (Jilid 1, Halaman 280) karya Al-Dzahabi, disebutkan bahwa Abdullah bin Mubarak juga memiliki hafalan hadits yang luar biasa.

Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia

Namun, di balik kesuksesannya dalam ilmu, Abdullah bin Mubarak juga memiliki usaha dagang yang besar. Kekayaannya berasal dari perdagangannya, tetapi ia tidak menumpuk harta untuk kepentingan pribadi. Setiap tahunnya, ia membagi waktu antara berdagang dan berjihad. Dari hasil perdagangan, sebagian besar keuntungannya disedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Dalam “Hilyat al-Awliya” (Jilid 8, Halaman 167) karya Abu Nu’aim al-Asfahani, disebutkan bahwa Abdullah sering membantu para ulama dan murid-murid yang tidak mampu, membiayai perjalanan haji mereka, dan memberi nafkah kepada keluarga yang membutuhkan di sekitarnya.

Abdullah bin Mubarak dikenal dengan kesederhanaannya. Meski kaya raya, ia tidak menunjukkan kemewahan dalam hidupnya. Ia lebih memilih hidup sederhana dan mendistribusikan kekayaannya untuk kepentingan umat.

Dalam kitab “Tabaqat al-Kubra” (Jilid 7, Halaman 123) karya Ibn Sa’d, diceritakan bahwa Abdullah sangat berhati-hati dalam menggunakan hartanya dan selalu menyembunyikan kebaikannya. Ia kerap memberikan bantuan secara diam-diam agar orang lain tidak mengetahuinya.

Baca Juga: Suyitno, Semua yang Terjadi adalah Kehendak Allah

Di samping itu, Abdullah bin Mubarak juga dikenal sebagai seorang mujahid. Ia terlibat dalam berbagai ekspedisi jihad dan selalu menyumbangkan hartanya untuk mendukung perjuangan di medan perang.

Dalam kitab “Al-Tarikh al-Kabir” (Jilid 6, Halaman 320) karya Al-Bukhari, diceritakan bahwa Abdullah bukan hanya seorang pejuang di medan perang, tetapi juga seorang motivator yang menginspirasi para pejuang lainnya. Ia sering menggunakan hartanya untuk melengkapi peralatan dan kebutuhan para mujahid, bahkan menyediakan kuda dan senjata bagi mereka.

Salah satu kisah yang menggambarkan betapa dermawannya Abdullah bin Mubarak adalah ketika ia pernah pergi berhaji bersama para sahabatnya. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang perempuan miskin yang mengais makanan dari tempat sampah. Melihat hal itu, Abdullah langsung mengorbankan biaya hajinya untuk membantu perempuan tersebut. Kisah ini tercatat dalam “Kitab al-Zuhd” (Jilid 1, Halaman 472) karya Ahmad bin Hanbal, yang menunjukkan betapa tinggi rasa empati dan kasih sayang Abdullah terhadap orang-orang miskin.

Selain itu, Abdullah bin Mubarak juga dikenal sebagai seorang ulama yang sangat takut kepada Allah. Ia selalu menjaga dirinya dari perbuatan yang haram, baik dalam hal makanan, minuman, maupun muamalah. Dalam kitab “Kitab al-Tawakkul” (Jilid 2, Halaman 315) karya Ibn Abi Dunya, disebutkan bahwa Abdullah sangat berhati-hati dalam setiap tindakannya. Ia selalu memperhatikan sumber kekayaannya agar semuanya berasal dari jalan yang halal dan berkah.

Baca Juga: Transformasi Mardi Tato, Perjalanan dari Dunia Kelam Menuju Ridha Ilahi

Keberkahan hidup Abdullah bin Mubarak tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang di sekitarnya. Banyak ulama besar yang memujinya sebagai teladan dalam hal kekayaan, ilmu, dan ketakwaan. Imam Ahmad bin Hanbal bahkan pernah berkata, “Abdullah bin Mubarak adalah pemimpin para ulama, orang yang paling cerdas di zamannya, dan seorang yang sangat dermawan.” Ucapan ini dicatat dalam kitab “Al-Jarh wa al-Ta’dil” (Jilid 2, Halaman 247) karya Ibn Abi Hatim.

Keteladanan Abdullah bin Mubarak juga tercermin dari bagaimana ia memanfaatkan hartanya untuk mendukung dakwah Islam. Ia sering kali membiayai kegiatan-kegiatan dakwah dan pendidikan agama di berbagai wilayah.

Dalam kitab “Kitab al-Siyar” (Jilid 1, Halaman 502) karya Al-Mazini, disebutkan bahwa Abdullah memiliki perhatian besar terhadap perkembangan ilmu agama dan selalu berusaha memfasilitasi para penuntut ilmu dengan bantuan finansial.

Kisah hidup Abdullah bin Mubarak memberikan pelajaran penting tentang bagaimana seseorang bisa hidup dalam kekayaan tanpa melupakan tanggung jawab agama dan sosial. Abdullah menunjukkan bahwa kekayaan bukanlah penghalang untuk menjadi seorang ulama, bahkan bisa menjadi sarana untuk lebih banyak berbuat kebaikan.

Baca Juga: Dato’ Rusly Abdullah, Perjalanan Seorang Chef Menjadi Inspirator Jutawan

Warisan ilmunya tetap dikenang hingga hari ini, dan teladannya tentang kekayaan yang bermanfaat bagi umat Islam tetap relevan sepanjang masa.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Hambali bin Husin, Kisah Keteguhan Iman dan Kesabaran dalam Taat

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Indonesia
Palestina
Sosok