Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abu Chiek Oemar Di Yan; Ayah Para Teungku Chiek di Aceh

Redaksi Editor : Arif R - 17 menit yang lalu

17 menit yang lalu

5 Views

Teungku Chik Oemar Di Yan

DI PENGUJUNG abad ke-18, ketika perjuangan tokoh-tokoh besar Aceh seperti Teungku Chik di Tiro, Teungku Chik Tanoh Abee, dan Teuku Panglima Polem mulai meredup akibat tekanan kolonial, sejumlah ulama kharismatik Aceh memilih jalan hijrah demi menyelamatkan dakwah dan pendidikan Islam. Salah satu ulama paling berpengaruh saat itu adalah Teungku Syeikh Oemar Bin Auf Lam U, yang lebih dikenal sebagai Abu Chiek Oemar Di Yan atau Teungku Chik Lam U.

Beliau merupakan figur sentral dan disebut sebagai ayah para Teungku Chiek di Aceh karena banyak melahirkan generasi ulama besar Aceh. Bersama sahabatnya, Teungku Chiek Muhammad Arsyad Ie Leubee atau Teungku Chiek Arsyad Di Yan, mereka berhijrah ke Yan, Kedah, Malaysia, yang kala itu menjadi tempat strategis untuk membina kader ulama penerus.

Di sinilah mereka mendirikan pusat pendidikan Islam dan berhasil mencetak tokoh penting seperti Abu Hasan Krueng Kalee, yang sempat menimba ilmu di Yan sebelum melanjutkan studi ke Masjidil Haram. Kehadiran Abu Chiek Oemar Di Yan di Kedah tidak hanya memperkuat jaringan ulama Aceh di perantauan, tetapi juga menandai pentingnya peran beliau sebagai pelanjut dan penjaga tradisi keulamaan Aceh.

Ulama lainnya adalah Abu Muhammad Shaleh Lambhuk/Abu Lambhuk yang juga belajar di Yan Keudah Malaysia. Bahkan dua ulama yang menjadi guru utama Teungku Syeikh Muda Waly juga belajar di Yan yaitu Teungku Syeikh Mahmud Lamlhom atau yang dikenal dengan Abu Syech Mud Blangpidie pendiri Dayah Bustanul Huda Blangpidie dan Abu Muhammad Ali Lampisang yang merupakan pendiri Dayah Khairiyah di Aceh Selatan.

Baca Juga: Abuya Bahauddin Tanah Merah, Ulama Besar Karismatik dari Aceh Singkil

Abu Syech Mud dan Abu Ali Lampisang keduanya utusan dari Koeta Raja (Banda Aceh) dengan rekomendasi Abu Hasan Krueng Kalee dikirim ke Labuhan Haji dan Blangpidie.

Selain memiliki murid yang menjadi ulama, Teungku Chik Oemar Diyan juga memiliki anak yang melanjutkan estafet keulamaan dan keilmua tokoh ulama Aceh lainya. Ada empat orang Teungku Chik yang merupakan anak dari Abu Chiek Umar di Yan di antaranya yang pertama adalah Teungku Syekh Ahmad Hasballah Indrapuri yang kemudian dikenal dengan Abu Indrapuri.

Abu Indrapuri ulama ahli tafsir dan Qira’at yang juga guru dari Syeikh Abuya Muda Waly. Abu Indrapuri lama menimba ilmu di Arab tidak kurang dari 15 tahun, sebelumnya beliau telah belajar di beberapa lembaga pendidikan di Aceh.

Abu Indrapuri merupakan ulama berpengaruh dan terpandang di Aceh, beliau juga penasehat beberapa lembaga ulama Aceh termasuk penasehat ulama Pusa. Beliau pernah membuka Dayah di Indrapuri yang diberi nama dengan Dayah Hasbiyah yang lebih mengkhususkan pada kajian Al Qur’an, dayah ini telah terhenti menjelang Abu Indrapuri berangkat ke Yan Keudah, dan wafat di sana. Anak lainnya dari Teungku Chik Oemar Di Yan adalah Teungku Abdullah bin Oemar Lam U dikenal dengan Abu Lam U, yang melanjutkan Dayah yang pernah dibangun ayahnya Abu Chik Lam U atau Teungku Chik Oemar Di Yan.

Baca Juga: Dakwah Tanpa Mimbar: Jejak Tuslim Abdul Saeri Mendidik Jalan Menuju Surga

Abu Lam U merupakan ulama yang ahli mendidik masyarakat melalui syair-syair Aceh yang memikat, dituangkan dalam tulisan yang disebut Munjiyatul Anam artinya Penyelamat Manusia. Kuburannya masih berada di seputar Pesantren Modern al Falah Abu Lam U.

Anak ketiga dari Abu Oemar Diyan adalah Teungku Abdul Hamid dikenal dengan Teungku Chik Aneuk Batee Niron Aceh Besar. Beliau mendirikan lembaga pendidikan, tapi tidak ada yang melanjutkan setelahnya. Anak keempat dari Abu Oemar Diyan yang berasal dari Isteri di Malaysia adalah Teungku Muhammad Dahlan dikenal dengan Teungku Chik Diyan.

Anak yang terakhir ini menetap di Yan dan wafat di sana, meneruskan pengajian Teungku Chik Oemar Diyan. Ternyata ‘hijrah’ Teungku Chik Oemar Diyan dan Teungku Chik Muhammad Arsyad Ie Leubee memiliki makna yang mendalam khususnya dalam pembentukan jaringan tokoh ulama Aceh pada abad selanjutnya. [nurkhalis mukhtar el-sakandary]

Baca Juga: Teungku Chik Lamjabat, Ulama Besar Aceh Penandatangan Seruan Jihad

Rekomendasi untuk Anda