Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abu Obeida: Netanyahu Pilih Bunuh Pasukannya daripada Ambil Kesepakatan

Rudi Hendrik - Ahad, 19 Mei 2024 - 19:14 WIB

Ahad, 19 Mei 2024 - 19:14 WIB

1 Views

Abu Obeida, Juru Bicara Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas. (Gambar: screengrab video Brigade Al-Qassam)

Gaza, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lebih memilih untuk membunuh tentaranya daripada melanjutkan kesepakatan pertukaran tahanan, kata Abu Obeida, Juru Bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.

Dalam pernyataan singkat di halaman Telegramnya pada Sabtu (18/5), Abu Obeida mengatakan, otoritas Zionis Israel mengirim tentaranya ke “lorong-lorong Gaza untuk pulang dalam peti mati” hanya demi mencari sisa-sisa sandera yang sengaja mereka targetkan dan bunuh sebelumnya.

Pekan lalu, Abu Obeida mengungkapkan, sandera bernama Nadav Popplewell (51), seorang warga Israel yang memegang kewarganegaraan Inggris, meninggal setelah menderita luka yang dideritanya akibat serangan militer Zionis Israel sebulan sebelumnya.

Dalam kemunculannya yang kedua pada Senin (13/5), Abu Obeida mengumumkan bahwa kelompok Perlawanan kehilangan kontak dengan kelompok yang bertugas menjaga sekelompok sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza, termasuk Hersh Goldberg-Polin yang berkewarganegaraan Israel-Amerika.

Baca Juga: Israel Perpanjang Penutupan Media Al-Jazeera di Palestina

Tentara Israel telah kembali setelah hampir delapan bulan perang untuk berperang di wilayah utara Jalur Gaza, meskipun sebelumnya mengeklaim bahwa wilayah tersebut “terkendali”.

Mengomentari serangan baru pasukan pendudukan, Abu Obeida mengatakan dalam pidatonya pada hari Jumat (17/5), Israel yakin jika mereka menghabiskan lebih dari 220 hari dengan membakar segala sesuatu, mereka akan menghadapi sedikit perlawanan. “Namun, mereka terkejut” saat mengetahui bahwa mereka menghadapi perlawanan yang lebih sengit dari sebelumnya.

Juru bicara tersebut mengatakan, “musuh dan pemerintahan Nazi melakukan kejahatan pemusnahan yang paling keji,” sambil membanggakan kejahatan yang dilakukan di Gaza sebagai “prestasi militer” karena mereka menggunakan teror dan kriminalitas sistematis sebagai strategi dalam agresi terhadap Gaza.

“Musuh membatasi pengumuman mengenai kekalahan mereka,” kata Abu Obeida.

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Dia menambahkan, sementara data Perlawanan mengenai pertempuran tersebut mengungkapkan bahwa jumlah korban “jauh lebih besar” dibandingkan dengan apa yang diungkapkan oleh pendudukan Israel. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sebanyak 35.000 Warga Palestina Shalat Jumat di Masjid Al Aqsa

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Amerika
Kolom
Palestina
Palestina