Abu Rudeineh: Palestina Hasilkan Tiga Capaian Besar Pada 2016

Juru Bicara Kepresidenan Nabil Abu Rudeinah. (Foto: Dok. People.cn)

 

Ramallah, 2 Rabi’ul Akhir 1438/1 Januari 2017 (MINA) – Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan, Sabtu (31/12), para pemimpin Palestina membuat tiga pencapaian besar berturut-turut dan signifikan pada tahun 2016, sedangkan di saat yang sama menunjukkan kegagalan total dari berbagai aksi dan diplomasi .

Ia mengatakan, tiga pencapaian besar itu adalah Resolusi Dewan Keamanan PBB yang menolak ilegal Israel; pidato yang disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry, yang menganggap permukiman Israel alasan sebenarnya untuk mengakhiri proses perdamaian dan penghalang solusi dua Negara; dan Konferensi Perdamaian Internasional Paris yang akan digelar Januari ini, di mana Israel sedang mencoba untuk menggagalkannya.

“Tidak ada keraguan bahwa prestasi ini membawa pesan yang jelas, tidak hanya untuk Israel, tetapi juga untuk pemerintah AS berikutnya yang mengatakan seluruh dunia sepakat dalam menolak pendudukan, permukiman dan pemberontakan terhadap keputusan internasional,” kata Abu Rudeineh seperti diberitakan WAFA dan dikutip MINA.

“Prestasi ini dicapai sementara wilayah dan negara-negara yang menghadapi perubahan historis karena negara-negara ini tidak menganggap serius ancaman yang membuat ketidakstabilan dan kekacauan serta membuat dunia lebih rentan terhadap kekerasan dan terorisme,” tambahnya.

Dia menyatakan harapan bahwa “dunia, yang semakin lelah dengan tindakan otoritas pendudukan Israel dan berbagai pelanggaran hukum internasionalnya, akan membantu rakyat Palestina dalam meneguhkan perjuangan yang takkan berhenti sebelum merebut kembali hak-hak mereka untuk kebebasan dan kemerdekaan nasional.”

Seperti diketahui, Dewan Keamanan PBB menuntut Israel menghentikan pembangunan permukiman di wilayah Palestina, setelah Amerika Serikat tidak menggunakan hak vetonya dalam voting atas resolusi yang mengecam sekutu Timur Tengah terdekat AS itu.

Dalam voting yang digelar pada Jumat (23/12), AS memilih untuk abstain. Hal tersebut merupakan langkah yang langka dan mengejutkan dari pemerintahan Presiden Barack Obama. Dengan abstainnya AS, maka untuk pertama kalinya sejak tahun 1979, DK PBB bisa mengadopsi resolusi yang mengecam kebijakan permukiman Israel di wilayah Palestina.

Resolusi DK PBB tersebut menuntut “Israel segera dan menghentikan sepenuhnya semua aktivitas permukiman di wilayah pendudukan Palestina, termasuk Al-Quds Timur.”

Israel selama beberapa dekade telah menerapkan kebijakan membangun permukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki.

Sebanyak 570.000 warga Israel tinggal di Tepi Barat dan Al-Quds Timur diantara lebih dari 2,6 juta warga Palestina. (T/R01/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.