Palestina, MINA – Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Kepresidenan Palestina mengatakan, rakyat Palestinalah pemilik legitimasi atas Yerusalem, bukan pendudukan Israel atau Amerika Serikat.
“Yerusalem, dengan kesucian Islam dan Kristennya, adalah ibu kota abadi Negara Palestina, dan rakyat Palestina memiliki legitimasi dan hak historis untuk itu,” kata Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Wafa, Jum’at, (19/5) mengomentari pawai pengibaran bendera pendudukan Israel yang provokatif di Yerusalem.
Dia menggambarkan pawai pengibaran bendera pendudukan Israel sebagai provokasi dan eskalasi yang dikutuk dan ditolak.
Dia menekankan, tindakan ini (pengibaran bendera-red) tidak memberikan legitimasi kepada siapa pun, dan hanya rakyat Palestinalah yang memiliki hak atas tanah Palestina.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Abu Rudeineh menganggap pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas eskalasi ini dan akibatnya yang dinilai dapat menyebabkan ledakan situasi di Yerusalem.
Dia menambahkan, semua resolusi legitimasi internasional utamanya Resolusi 2334, menyatakan dengan tegas bahwa Yerusalem Timur adalah bagian integral dari tanah Negara Palestina yang diduduki sejak 1967.
“Pemerintah AS tidak memberikan legitimasi kepada siapa pun, dan sikap diamnya terhadap serangan Israel telah mendorong otoritas pendudukan untuk terus melakukan serangan dan pelanggaran terhadap rakyat Palestina,” lanjutnya.
Abu Rudeineh juga memuji ketabahan rakyat Palestina dan pertahanan mereka atas tanah dan kesucian, terlepas dari semua tindakan pendudukan Israel terhadap Palestina. (T/kml/B03/P1)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mi’raj News Agency (MINA)